Lihat ke Halaman Asli

Saat Darah Harus Tergantikan Bunga dan Cokelat

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SAAT DARAH HARUS TERGANTIKAN BUNGA DAN COKELAT

Oleh : Isti Anindya

ODOJERS 450

Zaman semakin tajam, menggerogoti apa saja yang sudah tak layak berjalan bersamanya. Masa lalu hanya menjadi sosok figura usang yang menempel pada rumah-rumah reyot. Sungguh, zaman ini begitu ganas menggerus. Salah satu kenangan terhimpit zaman adalah Hari PETA (Pembela Tanah Air) yang diperingati setiap tanggan 14 Februari. Mendengar tanggal itu tentunya kita tidak asing lagi, bukan? Ya! Valentine Day, sebuah perayaan besar-besaran seluruh dunia. Entah apa maknanya? Kasih Sayang kah? Lantas mana rasa kasih sayang kita pada pendahulu yang membela Tanah Air?

Pembela Tanah Air adalah wujud sebuah perjuangan atas kesempatan bangsa Indonesia yang diberikan oleh Pemerintahan Jepang sebagai konspirasi untuk dukungan dan bantuan menghadapi pasukan sekutu pada tahun 1942-1945. Kemerdekaanpun dijanjikan melalui ucapan Perdana Menteri Koiso dan mulailah dilatih orang-orang indonesia menjadi pembantu tentara Jepang. Situasi inilah yang membangkitkan semangat pemuda Indonesia membentuk Tentara Pembela Tanah Air yang dikenal PETA, yang terlupakan oleh kita. Mereka para eksponen tentara PETA yang masih hidup tidak pernah menuntut hak untuk dipuji maupun dihargai. Mereka hanya diam dalam gerusan zaman yang tak punya sedikit perhatian untuk yang berjuang. Padahal peranan mereka di masa lalu dalam proses pembangunan Negara dan pembentukan TNI sangat besar. Pantaskah Zaman menyia-nyiakan mereka?

Miris memang, ketika kita berjalan dimana saja, yang terlihat hanyalah nuansa merah jambu dengan hiasan bergambar hati. Setiap toko pastinya menjual sebatanh cokelat dan sekuntum bunga. Tidak ada peringatan merah putih, tidak ada hormat untuk sang pahlawan PETA. Semua terlupakan, semua terkaburkan begitu saja. Sadarkah kita? Sebagai bangsa Indonesia di zaman ini, bahwa ada bangsa pendahulu yang memperjuangkan kenyamanan bernegara kita hingga detik ini. Pantaskah mereka digantikan dengan perayaan budaya barat yang begitu diagungkan? Hai Pemuda Indonesia yang mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dimana rasa pedulimu terhadap sosok pemuda hebat dimasa lalu? Apakah darah mereka begitu hina sehingga kau gantikan dengan bunga dan cokelat? Hanya hati kecilmu hai pemuda Indonesia yang mampu menjawab. Ini adalah sebuah refleksi diri, untuk kembali pada kewajiban dan hak kita sesunggunhnya. Meninggalkan zaman bukan berarti membunuhnya dan menggantikannya dengan sejarah baru. Mulai hari ini 14 Februari dihati kita adalah hari PETA, kembangkan merah putihmu dan hormatlah untuk almarhum tentara yang telah pergi dalam perjuangannya. Bukan Valentine Day yang tak bermakna, itu bukan bagian dari sejarah negara kita. MERDEKA! Selamat memperingati Hari PETA.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline