Istianatun Mardiyah
(Mahasiswa PPG bagi Calon Guru Bidang Studi Matematika Gelombang 2 Tahun 2024 FKIP Universitas Islam Sultan Agung)
Melengkapi tugas mata kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi
Dosen Pengampu: Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd.
Menurut Ki Hajar Dewantara, setiap individu itu unik dan pendidikan disesuaikan dengan kodrat dari setiap individu. Kodrat diri anak yang bervariasi ini, mengakibatkan terjadinya perbedaan cara belajar peserta didik, perbedaan daya serap dan berbagai perbedaan lainnya. Guru harus jeli melihat keberagaman tersebut dan tidak bisa memaksakan cara belajar tertentu sesuai dengan teori yang mereka yakini baik bagi peserta didik. Peserta didik juga berhak menerima pembelajaran sesuai dengan karakteristik, minat, dan cara belajar masing masing, sesuai kodrat alam mereka.
Pembelajaran diferensiasi merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengakomodir perbedaan di antara peserta didik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberikan keleluasaan dan mampu mengakomodir kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda-beda.
Terdapat tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi yaitu (1) diferensiasi konten yakni pemberian materi yang berbeda sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik, (2) diferensiasi proses yakni proses pembelajaran mengacu pada bagaimana peserta didik akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari, dan (3) diferensiasi produk yakni pemberian tugas yang berbeda kepada peserta didik.
Lalu bagaimana menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tersebut? Hal pertama yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi kebutuhan peserta didik. Dalam hal ini guru perlu mengumpulkan data tentang kebutuhan, minat, gaya belajar, dan kemampuan peserta didik untuk merancang pembelajaran yang sesuai.
Selanjutnya memberikan fleksibilitas dalam pemebalajaran, yaitu guru memberikan berbagai metode pengajaran dan sumber daya untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda, seperti gambar, grafik, atau video bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar visual, lalu melalui ceramah, rekaman atau penjelasan langsung bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori, kemudian bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestetik bisa diberikan video interaktif, prakti langsung, atau permainan .
Langkah selanjutnya adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu menggunakan penilaian yang memungkinkan peserta didik menunjukkan pemahaman mereka melalui berbagai cara, seperti proyek, portofolio, atau ujian lisan sesuai dengan gaya belajar peserta didik. Hal terakhir yang dilakukan adalah kerjasama, yaitu dengan adanya kolaborasi antara guru, peserta didik, dan orang tua sangat penting untuk mengidentifikasi kebutuhan dan memberikan dukungan yang tepat.