Lihat ke Halaman Asli

Istanti Surviani

Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Aksi Jaga Bumi. Aksi Kolektif Pengolahan Sampah Berkelanjutan.

Diperbarui: 6 Februari 2024   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Panitia acara

Sebuah pesan masuk ke dalam salah satu grup Whatsapp (WA) saya.  "Selamat sore, Teh Istanti. Terima kasih sudah mendaftar untuk agenda Aksi Jaga Bumi Askara Nusantara & FI Care. Saya Sabit panitia pendaftaran Aksi Jaga Bumi. Kami ingatkan untuk event besok agar membawa botol/tumbler dan wadah snack masing-masing."

Dari pesan di atas sudah terlihat aksi jaga buminya dimulai dari mana, kan? Yupps, benar! Yaitu, dari membawa botol/tumbler dan wadah snack masing-masing. Terkesan seperti hal yang kecil dan remeh memang. Hanya sebuah botol dan wadah kudapan gitu, lho! Emang ngefek?

Aksi besar sudah bisa dipastikan berawal dari aksi kecil. Yang penting beraksi. Nggak mager. Betul nggak? Jadi ingat informasi dari PD Kebersihan Kota Bandung bahwa timbunan sampah Kota Bandung sekira 1.500 ton/hari atau setara dengan sampah setinggi 75 cm seluas lapangan sepak bola. Wow! Kita harus bergerak bersama, hadirkan solusi sampah berkelanjutan di Bandung Raya. 

Ah, saya makin penasaran dengan aksi jaga bumi yang sudah, sedang, dan akan dilaksanakan oleh tiga pembicara yang diundang. Yaitu: Fathimah Himmatina,  Siska Nirmala, dan Iqbal Hariadi. Acara digelar pada hari Ahad, 28 Januari 2024, di Fithrah Insani Convention Hall, Bandung Barat.

1. Fathimah Himmatina, co-founder magobox (maggot in the box).

Berawal dari proyek keluarga di masa pandemi, kini magobox menjadi bagian dari solusi. Mimpi besar mereka adalah magobox bisa hadir di setiap rumah, membantu keluarga untuk memulai pengolahan sampah dari rumah, dan mendapat nilai tambah dari sampah yang diolah. Semakin banyak pengguna magobox, semakin banyak sampah yang diolah langsung dari sumbernya. Membangun ekosistem bisnis maggot yang berdampak dan berkelanjutan.

Maggot Black Soldier Fly (BSF) adalah larva/belatung dari jenis lalat tentara hitam. Hewan ini mampu mengolah berbagai jenis limbah organik dengan cepat, tidak menyebarkan penyakit, ramah terhadap lingkungan dan manusia, tidak menggigit sehingga sangat bermanfaat dan aman untuk dibudidayakan.

Budidaya maggot memiliki keuntungan dari berbagai segi. Seperti pemanfaatan sampah makanan sebagai media budidaya, BSF mengandung nutrisi yang baik untuk pakan ternak, serta media bekas budidaya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk sayuran maupun tanaman. Budidaya larva ini dimulai dari menetaskan telur, memindahkan larva ke media pembesaran yang berupa limbah organik. Lalu pada tahap akhir adalah pemanenan maggot.

Klik tautan: 


Pemberi dana pengadaan magobox atau penyelenggara program pemberdayaan masyarakat bisa dari CSR (Corporate Sosial Responsibility), program sosial, dan program pemerintah. Peternak/pengelola maggot bisa dari kalangan sekolah, perusahaan, perumahan, masjid, komunitas (hobi, pengajian, olah raga), juga bank sampah untuk edukasi program pengelolaan sampah dan program ekonomi bergulir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline