Allah telah mengatur bagaimana keuangan itu harus ditata dengan baik. Ada banyak syariat dalam Islam yang mengatur tentang keuangan. Salah satunya adalah bagaimana kita harus mengerangkeng uang kita, karena uang itu ibarat hewan peliharaan yang buas/liar.
Seandainya kita punya hewan peliharaan seperti ayam, kambing, atau sapi tetapi hewan-hewan itu tidak dijaga, maka mereka akan hilang. Jika tidak dibuatkan pagarnya, kerangkengnya, atau tidak diatur bagaimana cara hewan-hewan itu hidup, maka mereka akan kabur.
Yang sering terjadi adalah kenapa uang kita koq tidak terkumpul, rezeki kita koq tidak kelihatan bentuknya. Bisa jadi itu karena kita tidak mengerangkeng uang kita. Tidak memagari uang kita, sehingga lepas entah ke mana.
Hukum kerangkeng uang dalam Islam ada di QS Alfurqan ayat 67. "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir. Dan adalah pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian itu."
Ini berarti Allah menginginkan agar kita betul-betul cerdas dalam urusan harta. Jadi, Islam tidak melulu bicara tentang surga, alam barzakh, padang mahsyar, dll. Namun, Islam juga bicara tentang pentingnya merapikan uang agar hidup kita selamat.
Allah tidak suka kita membelanjakan harta berlebih-lebihan. Namun, kenyataan di lapangan banyak orang berlebih-lebihan dalam membelanjakan harta. Bahkan, dalam QS Al-Isra' ayat 27 Allah mengancam akan menghancurkan rezeki orang-orang yang berteman dengan setan. "Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya."
Seringkali kita tidak adil dalam memperlakukan uang. Uang yang harusnya ditahan malah dikeluarkan Sebaliknya, uang yang harusnya dikeluarkan malah ditahan. Saat masuk masjid, untuk berinfak 50 ribu atau 100 ribu itu rasanya gede banget. Namun, saat masuk ke restoran membayar makanan sampai 200 ribu lebih juga enteng-enteng saja. Ini adalah hal yang tidak sepatutnya. Akhirnya, pola hidup seperti ini membuat kita kehilangan rezeki.
Dalam QS Al-Isra' ayat 26:"Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros."
Oleh karena itu, kita harus smart dalam membelanjakan harta. Apalagi menjelang akhir Ramadan menuju Lebaran. Banyak hal bisa menjadi pintu-pintu pengeluaran. Jangan sampai kita mengeluarkan uang untuk hal yang sifatnya menghancurkan. Tetapi, kita menahan uang untuk hal yang bersifat membangun.
Sedekah, wakaf, infak, dan zakat adalah pos-pos pengeluaran yang akan membangun rezeki kita. Dengan sedekah akan digandakan pahalanya 10 kali lipat oleh Allah. Zakat akan menyucikan dan mengembangkan harta. Sayangnya, masih banyak orang yang ragu-ragu melakukannya sehingga terasa berat. Sementara itu, untuk kebutuhan-kebutuhan yang dapat menghancurkan rezeki justru kita gampang banget mengeluarkannya.