Lihat ke Halaman Asli

Istanti Surviani

Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Sabtu Berkah dengan Hidangan Baso Tahu Khas Bandung

Diperbarui: 29 April 2022   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baso tahu khas Bandung hadir di acara "Sabtu Berkah". Foto: Dokpri

Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Daarussalaam di RW 20 tempatku tinggal banyak melaksanakan kegiatan untuk memakmurkan masjid. Salah satunya adalah pengajian bapak-bapak yang dilaksanakan ba'da sholat Subuh berjamaah.

Kajian mengupas tentang hadist arbain dan tafsir Qur'an oleh ustadz yang berbeda. Masing-masing ustadz mengisi kajian selama dua pekan berturut-turut secara bergantian. Setelah kajian, acara dilanjutkan dengan sarapan pagi.

Seingatku, kegiatan yang dikenal dengan sebutan "Sabtu Berkah" ini sudah berjalan selama 5-6 tahun. Banyak jamaah yang berminat menyiapkan jamuan, sehingga hanya setahun sekali setiap jamaah mendapat giliran.

Kali ini giliran keluargaku menyiapkan jamuan sarapan. Pilihan kami jatuh pada menu baso tahu khas Bandung. Bukan membuat sendiri. Kami membelinya di daerah Permata. Pelengkapnya ada siomay, kentang dan telur rebus, serta paria. 

Dibalur bumbu kacang dengan tambahan kecap, sambal, irisan jeruk, dan kerupuk semoga bisa menggugah semangat beraktifitas di Sabtu pagi.

Karena jamaah berasal dari berbagai suku maka menu makanan juga bervariasi, seringkali mencirikan kuliner khas daerah mereka. Ada rawon dari Jatim, pempek dan tekwan dari Palembang, gudeg dari Jogja, pecel Madiun, liliwetan ala Sunda, lontong sayur, bakso, nasi bakar, nasi uduk, nasi kuning, bubur kacang ijo, dan lain-lain.

Selain memakmurkan masjid, hikmah lain yang bisa dirasakan dari kegiatan ini adalah anjuran untuk menghadiri majelis ilmu, memuliakan tamu/jamaah, kesempatan bershodaqoh, quality time dengan keluarga karena aku-suami-dan si bungsu bareng-bareng nyiapin dari beli sampai menyajikan, dan juga menjalin silaturahim dalam bingkai keanekaragaman Indonesia.

Tidak perlu berteriak "Aku NKRI" atau "Aku Pancasilais". Kami sudah membuktikan bahwa kami adalah bagian dari usaha untuk menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Perbedaan suku, mahdzab, atau pilihan politik bukanlah sebuah halangan untuk menjalin persatuan. ***

Kegiatan "Sabtu Berkah" ditiadakan selama Ramadan, diganti dengan acara menyiapkan ifthar oleh masing-masing KK untuk anak-anak dan remaja masjid yang tadarusan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline