Lihat ke Halaman Asli

Istanti Surviani

Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Ustaz Panutan Konsisten dalam Perkataan dan Perbuatan

Diperbarui: 8 April 2022   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ustaz panutan konsisten dalam perkataan dan perbuatan. Ramadan 2022. Foto: Pxhere 

Pengertian dasar dari ustaz adalah guru atau pendidik. Ia adalah guru atau pendidik yang istimewa. Bagaimana dengan ustaz panutan?

Dalam konteks pendidikan Islam ada beberapa istilah yang menyatakan guru atau pendidik. Yaitu mudarris, mu'allim, muaddib, musyrif, murabbi, mursyid, dan termasuk ustadz. Setiap istilah memiliki makna dan tugas masing-masing.

Mudarris adalah orang yang menyampaikan pelajaran. Siapa saja yang menyampaikan pelajaran di hadapan murid-murid bisa disebut mudarris.

Mu'allim adalah orang yang menyampaikan pengetahuan kepada murid-muridnya sehingga mereka menjadi tahu, setelah sebelumnya mereka belum tahu.

Muaddib atau musyrif adalah orang yang mengajarkan adab (etika dan moral) kepada murid-muridnya agar lebih mulia (syarif). Penekanannya lebih pada pendidikan akhlak atau pendidikan karakter mulia.

Murabbi adalah orang yang mendidik murid-muridnya dengan ilmu dan akhlak melalui proses belajar-mengajar secara intens agar lebih berdaya. Murabbi itu ibarat petani yang menanam benih, memeliharanya baik-baik, sampai memetik hasilnya.

Mursyid cakupannya lebih luas daripada murabbi. Murabbi mengajar muridnya dalam jumlah yang terbatas, cenderung privasi. Sedangkan mursyid bisa memiliki murid dalam jumlah yang sangat banyak.

Bagaimana dengan istilah ustaz? Ustaz itu paket lengkap, bukan paket hemat. Ustaz adalah seorang mudarris karena mengajarkan pelajaran. Ia juga seorang muaddib atau musyrif karena mengajarkan adab. Ia adalah seorang mu'allim karena menyampaikan pengetahuan. Ia sekaligus seorang murabbi dan mursyid yang mendidik dengan paket komplit.

Namun, istilah ustaz ternyata tidak sesederhana yang kita bayangkan. Di dalamnya terkandung makna pengajaran, keilmuan, akhlak, pembinaan, dan keteladanan. Proses menjadi ustaz memerlukan proses panjang dan jam terbang yang tinggi sehingga ia menjadi panutan yang berkesinambungan.

Jika kemudian di Indonesia muncul beberapa sosok dadakan yang diberi label sebagai ustaz namun kapasitasnya tidak mencukupi, itu karena kita saja yang belum memahami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline