Tujuan keempat singgah ke Toserba Tekstil Varol, Pamukkale-Denizli. Toko ini berdiri tahun 1969, menawarkan aneka produk yang terbuat dari 100% katun. Pabriknya mengeskpor produk-produk tekstil untuk hotel, restoran, rumah sakit, maskapai penerbangan, kapal pesiar, dan spa. Ada mantel mandi, handuk, sprei, sarung bantal, keset, tas laundri, tas sepatu, taplak meja, serbet, korden, dll. Varol juga menerima model dan desain khusus pesanan pelanggan.
Misi Tekstil Varol adalah terus tumbuh dan berkembang tanpa mengorbankan kualitas dengan harga bersaing. Aku membeli empat handuk ukuran kecil. Total harganya seratus ribuan. Handuknya nyaman dipakai karena benar-benar menyerap air. Di teras toko ada kursi-kursi tempat beristirahat sambil melihat-lihat pajangan suvernir khas Turki. Aku merekomendasikan banget toko ini.
Tujuan kelima adalah Hierapolis, Pamukkale. Perjalanan sore hari ke sini melewati jalan menanjak. Ada sedikit perdebatan antara aku dengan Elif di pintu masuk lokasi wisata. Dia memaksaku dan suami untuk naik mobil antaran berbayar. Kami menolak bukan saja karena biayanya ternyata lebih mahal dua kali lipat dibanding dengan yang dia infokan sebelumnya. Lagipula lokasi yang akan dituju juga dekat.
Kami menolak lebih karena caranya yang memaksa itu. Intonasi suaranya juga tinggi. Jelas ini bukan komunikasi efektif. Bukan pula pelayanan yang ramah. Padahal, industri pariwisata itu identik dengan keramahtamahan. Tentu saja kami sebagai pelanggan berhak mengambil sikap agar terjadi posisi tawar menawar yang seimbang.
Sementara peserta yang lain naik mobil antaran, kami memutuskan jalan kaki saja. Tentu, Elif tidak bisa menyembunyikan rasa jengkelnya. Aku sih cuek saja dan lega bisa ngomong blak-blakan dengannya. Dan biasanya kalau lagi kepepet begini, Bahasa Inggrisku bisa lancar, dong! Hehehe.
Dinamakan Hierapolis karena tempat ini menyimpan sejarah kuil Hiera, salah satu dewa dalam sejarah Yunani. Kemegahan Hierapolis masih bisa disaksikan hingga kini walaupun beberapa bagian ada yang runtuh akibat gempa besar. Pada tahun 1988, Hierapolis dinyatakan oleh UNESCO sebagai World Heritage Sites yang harus dilindungi.
Berjalan dari pintu gerbang Hierapolis seolah merasakan kejayaan masa itu dengan suguhan museum terbesar di dunia. Di sisi kanan ada reruntuhan amfiteater raksasa zaman Romawi kuno. Sementara, di sisi kiri terdapat Pamukkale atau Cotton Castle yang berarti Istana Kapas, sebuah kolam air besar alami yang berwarna putih. Warna putih ini terjadi karena air panas yang terus menerus keluar menggerus batuan yang mengandung mineral karbonat dan mengendap di dasar kolam.