Lihat ke Halaman Asli

Istanti Surviani

Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Babasahan

Diperbarui: 21 Februari 2022   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata bersama kelas Ibnu Hayyan, seru dan selalu dirindu. Foto: Dokumen Pribadi.

A journey is best measured in friends rather than miles.

Babasahan atau babanjuran berasal dari Bahasa Sunda yang artinya bermain air sampai basah. Wisata bersama keluarga besar kelas 4A dan 4B Ibnu Hayyan ke Go! Wet Waterpark Grand Wisata Bekasi ini dilaksanakan sebulan sebelum merebaknya isu covid-19. Panitianya dimotori emak-emak anggota forum kelas 4.

Guru yang bergabung ada aku sebagai wali kelas 4A, Bu Eli, Bu Rysa, Bu Linda, Bu Sirin, Pang Jajang, dan Pak Eko selaku wali kelas 4B. Total ada sekira lima puluh peserta termasuk murid, orang tua (kebanyakan para ibu), dan guru. Ada juga yang mengajak adik dan neneknya. Rombongan wisata berangkat jam tujuh pagi dari Sekolah Interaktif Gemilang Mutafannin (SIGM), kampus Cimareme.

Perjalanan diiringi mendung dan rinai hujan di sepanjang ruas tol Padalarang-Bekasi. Pemandu wisata sungguh interaktif selama perjalanan. Banyak acara, ice breaking, dan game yang disajikan. Yang menang game atau bisa menjawab kuis mendapat hadiah. Aku mendapat dua hadiah sabun mandi cair. Suasana menjadi seru dan hidup.

Sesampai di parkiran lokasi wisata, mendung perlahan sirna. Kami berfoto-foto dulu di depan pintu masuk. Mumpung masih bugar dan ceria. Nuansa baju kami pun senada, merah marun. Beberapa saat setelah melewati loket karcis, rombongan diarahkan ke tempat istirahat. Tas-tas diletakkan di atas meja dan kursi besi. Lalu dibagikan sarapan nasi putih plus ayam krispi.

Beres sarapan, semua sudah bersiap hendak berenang. Hanya aku dan beberapa orang yang tidak. Aku memang sengaja tidak membawa perlengkapan berenang. Entahlah, aku tidak minat lagi dengan aktifitas berenang sejak beberapa tahun ke belakang. Malas babasahan, malas bilas-bilasnya, malas membawa barang basahnya. Ups! Tidak bersyukur ini namanya. Jangan ditiru, ya!

Setelah diajak dan dibujuk sedemikian rupa oleh banyak orang, aku tergoda juga ingin babanjuran. Lantas, aku beranjak pergi ke konter persewaan baju renang. Harga sewa seperangkat baju renang muslimah dibandrol lima puluh ribu rupiah.

Sayang sekali, kerudungnya terlalu pendek. Aku tidak pede memakainya.  Jadinya tetap memakai kerudung satu-satunya yang melekat di kepala. Usai berenang nanti, kerudung tinggal dibilas dan diperas kuat supaya cepat kering. Begitu rencanaku.

Sambil berenang sambil terus berdoa semoga ada yang membawa kerudung ekstra. Alhamdulillaah, Bu Eli memiliki kerudung cadangan. Aku meminjam kerudung merah marunnya. Warna ini senada dengan warna kausku.

Aku bersantai menikmati arus di kolam Go! Lazy River. Berenang memakai ban mengelilingi lintasan panjang bersama orang tua murid lainnya. Puas di sana, saatnya pindah ke kolam ombak buatan. Seru ternyata diayun-ayunkan oleh ombak buatan berdurasi sepuluh menit itu. Sorak-sorai anak-anak dan orang tua meramaikan siang yang mulai terik, menyibak teduhnya mendung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline