Lihat ke Halaman Asli

Istanti Surviani

Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Mimpi Kita Sama, Kinan. Cappadocia! (Bagian 2)

Diperbarui: 9 Februari 2022   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Balon Udara Cappadocia. Foto: Unsplash/Timur Garifov.

"Ketika mimpi kita pikirkan, mimpi itu berubah jadi rencana. Ketika rencana kita ucapkan, rencana berubah bentuk menjadi komitmen. Ketika komitmen kita lakukan, komitmen berubah lagi menjadi kenyataan." (William Tanuwijaya).

Mobil melewati tempat wisata balon udara. Balon udara pertama kali diterbangkan di kawasan ini oleh dua orang Inggris pada tahun 1989. Saat itu karena biaya operasional yang tinggi dan belum ada saingan, maka harus merogoh kocek hingga ribuan dolar untuk menikmati pemandangan Cappadocia yang memesona dari atas balon udara.

Kalau sekarang biayanya sekira enam jutaan per orang. Ada sih di internet yang menawarkan harga separuhnya. Tetapi, informasinya tidak akurat setelah dicek oleh tour leader. Khawatirnya itu aksi perusahaan abal-abal. Itulah mengapa aku dan suami mengalihkan dana kami untuk wisata safari jip saja.

Balon udara ini menjadi daya tarik utama wisatawan yang datang berkunjung ke Cappadocia. Setiap paginya, jika cuaca memungkinkan, kita dapat melihat langit Cappadocia dihiasi oleh ratusan balon udara berwarna-warni nan indah. Salah satu pemandangan yang sulit kita dapatkan di bagian lain di dunia.

Berbagai perusahaan yang mengelola wisata ini mengembangkan balon-balon udara yang dapat kita naiki untuk terbang melihat keindahan alam Cappadocia di kala matahari mulai menyapa. Penjemputan di hotel biasanya dilakukan mulai pukul 05.30-06.00 waktu setempat. Perusahaan akan memberi pengarahan singkat pada para peserta, lalu mereka akan dibawa ke lokasi terbang.

Bisa terbang tidaknya balon udara menunggu informasi cuaca. Bila cuaca tidak aman karena angin terlalu kencang, maka penerbangan akan dibatalkan. Seperti kejadian batalnya terbang grup wisataku. Jadi, bila merencanakan untuk naik balon udara, sebaiknya bermalam minimal dua malam di Cappadocia untuk jaga-jaga bila hari pertama tidak bisa terbang, maka masih punya cadangan satu hari lagi.

Emre menghentikan mobil di depan sebuah toko roti. Kulihat dia membawa keluar sebuah bungkusan. Dia memberi kami setengah potong besar roti mirip donat. Ya, kami berangkat tadi memang belum jadwalnya sarapan di hotel. Setengah potong roti rasa tawar ini cukup mengisi perut yang sudah keroncongan. Keroncongan karena lapar dan sensasi tegang beratraksi mobil tadi.

Ada Kasih dalam Sepotong roti. Foto: Dokumen Pribadi.

Makasih Emre dan Mustafa untuk rotinya. Rotinya kami makan berdua. Ujung roti kiri nempel di mulut suami. Ujung kanannya di mulut saya. Emre memotret kami dan kuberi judul fotonya "Ada Kasih Dalam Sepotong Roti". Romantis, kan?

Setelah balik ke hotel dan sarapan, rombongan kami bersiap melakukan wisata Cappadocia berikutnya. Tujuan utamanya adalah kota Goreme. Lokasinya yang berada di dataran tinggi, membuatnya memiliki musim panas yang kering, dan musim dingin yang cenderung bersalju. Mulai dari dataran yang kering, hingga mendekati Goreme mulai terlihat bukit-bukit dengan berbagai bentuk yang unik. Beda rupa, beda warna, membawa kami berpetualang bak di negeri dongeng.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline