Lihat ke Halaman Asli

Isson Khairul

TERVERIFIKASI

Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Musim Hujan "Positive Warning" untuk Layanan Transportasi Publik

Diperbarui: 11 Desember 2024   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musim hujan menjadi ujian layanan transportasi publik. Foto: Isson Khairul


Hujan di musim hujan, memberi pelajaran berharga kepada penyelenggara transportasi publik. Pada saat yang sama, menjadi ujian bagi pengguna. Positive Warning dari hujan, sangat patut disikapi dengan saksama, demi meningkatkan kualitas layanan publik.

Berbasah-basah dari Peron ke Peron 

Hujan di musim hujan, menjadi ujian bagi pengguna transportasi publik. Di Stasiun Bogor, Jawa Barat, misalnya, penumpang yang turun dari KAI Commuter di Peron 2, 3, 4, 5, 6, dan 7, terpaksa harus berbasah-basah untuk menuju pintu keluar di arah Timur maupun Barat. Karena, mereka harus melalui area yang tidak beratap.

Demikian pula dengan penumpang yang hendak memasuki KAI Commuter di sejumlah Peron tersebut. Mereka terpaksa berbasah-basah dari pintu masuk Timur maupun Barat, untuk sampai ke dalam KAI Commuter. Payung memang agak menolong, tapi nyatanya tak banyak penumpang yang siap sedia dengan alat pelindung tersebut.

Di Stasiun Jurangmangu, Tangerang Selatan, penumpang KAI Commuter juga terpaksa berbasah-basah saat naik dan turun dari kereta, meski mereka naik-turun di Peron yang beratap. Hal serupa juga dialami penumpang KAI Commuter, saat naik dan turun di Stasiun Sudimara, Tangerang Selatan. Padahal, mereka naik dan turun di Peron yang beratap.

Ujian berhujan-hujan yang dialami penumpang KAI Commuter di Stasiun Bogor, Stasiun Jurangmangu, dan Stasiun Sudimara tersebut, tentu merupakan positive warning untuk para pemangku kepentingan, dalam konteks layanan transportasi publik. Sudah waktunya pihak yang relevan mengevaluasi sarana dan pra-sarana layanan di dalam sejumlah stasiun.

Bahkan, di Stasiun Sudimara, hanya sebagian saja dari Peron yang sudah beratap. Selebihnya, hanya beratap langit. Karena sejumlah area tersebut merupakan bagian dalam stasiun, tentu KAI Commuter sebagai anak perusahaan Kereta Api Indonesia, bisa melakuan evaluasi secara internal.

Di luar area stasiun, juga ada positive warning dari hujan di musim hujan. Di Stasiun Depok Baru, Kota Depok, di pintu Timur maupun Barat, misalnya, selalu ada genangan air yang lumayan tinggi, tiap kali turun hujan. Genangan di pelataran stasiun tersebut, tentu menghambat penumpang KAI Commuter yang hendak melanjutkan perjalanan dengan moda angkutan umum lainnya. Demikian pula sebaliknya.

Hal serupa juga terjadi di pintu Barat Stasiun Cilebut, Kabupaten Bogor, yang langsung berbatasan dengan jalan umum. Tak ada pilihan lain, penumpang yang hendak masuk dan keluar stasiun ya terpaksa harus berbasah-basah. Sekali lagi, semua itu menjadi ujian bagi pengguna transportasi publik.     

Situasi di Stasiun Depok Baru dan di Stasiun Cilebut tersebut, boleh jadi bukan domain KAI Commuter. Karena, area yang dimaksud berada di luar bangunan stasiun. Tapi, dalam konteks layanan transportasi publik, positive warning dari hujan di musim hujan itu, sudah sepatutnya disikapi dengan saksama. Berkolaborasi dengan para pihak terkait.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline