Saat ini, jumlah orang muda Indonesia melimpah, mencapai 53 persen dari populasi penduduk. Ayo, menjadi bagian dari penggerak literasi bangsa, untuk mengejar segala ketertinggalan.
Inspirasi dari Komunitas
Gerakan literasi. Itu poin penting yang diapresiasi Firmansyah, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) DKI Jakarta. Karena itu pulalah, ia men-support sekaligus menghadiri launching buku antologi puisi Anak-Anak Merah Putih di PDS HB Jassin Jakarta, pada Minggu, 23 Juli 2023 lalu.
Antologi tersebut memuat 202 karya puisi dari 101 penyair, yang berasal dari berbagai wilayah tanah air, dengan beragam latar belakang pendidikan dan profesi. Melalui karya puisi, mereka mencatat kehidupan anak-anak Indonesia.
Buku setebal 280 halaman tersebut, diinisiasi serta diterbitkan secara mandiri oleh Komunitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), pimpinan Octavianus Masheka. Ini merupakan buku ke-10 dari Komunitas TISI, yang beranggotakan sekitar 1.000 orang, yang tersebar di berbagai wilayah tanah air.
Firmansyah, selain mengapresiasi gerakan literasi Komunitas TISI, juga mengapresiasi militansi komunitas tersebut terhadap gerakan literasi. "Mengelola spirit literasi dalam komunitas, bukanlah hal yang mudah. Apalagi di komunitas yang anggotanya banyak serta tersebar di berbagai wilayah tanah air," ujar Firmansyah, pada Minggu, 23 Juli 2023 malam, seusai launching buku Anak-Anak Merah Putih tersebut.
Ketua Umum Komunitas TISI adalah Octavianus Masheka, yang bermukim di Jakarta Pusat. Bersama Andi Mahrus yang bermukim di Makassar, Sulawesi Selatan, ia meng-kuratori seluruh karya puisi yang dikirimkan anggota TISI ke panitia. Nurkhofifah Viefa yang menjadi Ketua Panitia penerbitan buku ini, bermukim di Banyuwangi, Jawa Timur.
Sementara, Salsabila Ramadhanti sebagai Sekretaris yang mengelola lalu-lintas administrasi penerbitan buku ini, bermukim di Kalibata, Jakarta Selatan. Dan, Mita Katoyo yang menjadi Bendahara, tinggal di Serang, Banten.
Secara jarak, para pihak yang membidani buku Anak-Anak Merah Putih tersebut, tersebar di banyak tempat. Tapi, di era teknologi informasi kini, jarak tak lagi menjadi kendala. Diskusi reguler, dengan leluasa bisa dilakukan melalui grup WhatsApp. Komunikasi interaktif dilangsungkan secara zoom meeting.
Dalam hal ini, gerakan literasi yang dikembangkan Komunitas TISI, benar-benar menyeluruh, termasuk gerakan literasi digital. National Institute for Literacy merumuskan, literasi merupakan kemampuan tiap orang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah. Kemampuan itu dibutuhkan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat.