Lihat ke Halaman Asli

Isson Khairul

Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Bli Ketut, dengan Mazda E2000, dari Bali ke Titik Nol Sabang

Diperbarui: 13 Juni 2023   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

I Ketut Purnama ekspedisi dari Bali ke Titik Nol Sabang. Foto: Isson Khairul


Senin, 12 Juni 2023 siang lalu, Bli Ketut berkabar bahwa ia sudah memasuki wilayah Bogor, Jawa Barat. Ini bagian dari perjalanannya menuju Titik Nol Sabang, dalam Ekspedisi Bali-Jawa-Sumatera. Talenta apa lagi yang hendak ia kembangkan?

Petarung Tanpa Henti

Bli Ketut, demikian saya menyapanya. I Ketut Purnama, nama lengkapnya. Ia pebisnis wisata sukses di Kawasan Kuta, Bali. Berbagai lini bisnis wisata ia lakoni, mulai dari perhotelan, caf dan resto, hingga galeri cindera mata. Melibatkan banyak tenaga kerja, dengan putaran uang berlimpah.

Bersamaan dengan itu, ia mendirikan sasana tinju Wake Boxing Camp di Gianyar, pusat budaya ukiran di Bali, sekitar 40 kilometer dari Denpasar. Bli Ketut memang berasal dari sana, dari Desa Keramas, Kabupaten Gianyar.

Wake Boxing Camp tersebut ia dirikan bersama Julio Bria, petinju nasional peraih medali emas Sea Games dan Juara Piala Presiden. Julio Bria yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), bertindak sebagai pelatih. Bli Ketut menangani manajemen. Ia kemudian dipercaya menjadi Ketua Persatuan Tinju Nasional (Pertina) Kabupaten Gianyar.

Di masa pandemi Covid-19, semua bisnis tiarap, termasuk segala lini bisnis I Ketut Purnama. Tapi, mental bisnis Bli Ketut tidak ambruk. Ia kemudian merintis peternakan kambing di Desa Keramas. Ia lupakan ingar-bingar dan wangi bisnis wisata di Kuta, dengan berjibaku bersama kambing, rumput, serta ladang jagung.

Tak hanya sampai di situ. Bli Ketut pun bergelimang lumpur, melakoni usaha pembesaran ikan lele. "Saya pasarkan melalui grup WhatsApp. Pesanan 1 kilogram pun, saya antar. Yang penting, ada putaran. Dari konsumen perorangan, berkembang ke pedagang pecel lele, hingga ke resto yang menyajikan menu ikan lele," tutur I Ketut Purnama dengan penuh spirit.

Ternyata, putaran uangnya fantastis. Omset per hari mencapai Rp 10 juta. Bersamaan dengan itu, pandemi mulai mereda. Bisnis wisata di Bali mulai menggeliat kembali. Bli Ketut pun membenahi usaha wisatanya di Kawasan Kuta, yang selama pandemi ia tinggalkan.

Waktu terus bergulir. Bisnis wisatanya pun mulai bergerak. "Semangat untuk terus berusaha, terus berupaya, itu yang selalu saya jaga. Bagaimanapun juga, ada banyak orang di sekitar saya, yang membutuhkan sumber penghidupan," ujar Bli Ketut, dengan penuh senyum.

Dengan kata lain, Bli Ketut nyaris tak pernah berhenti bertarung. Mentalnya tidak ambruk, meski dihajar pandemi sekian lama. Malah, berkat pandemi, ia telah menjadi pelaku usaha peternakan kambing dan usaha perikanan lele. Hal itu tentu merupakan nilai tambah, yang kemudian bisa ia kolaborasikan dengan bisnis wisata, yang sudah lebih dulu dilakoninya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline