Lihat ke Halaman Asli

Isson Khairul

Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Suherman, Petani Keren Membina 100 Petani

Diperbarui: 19 Desember 2021   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata Suherman, mobil itu dari hasil jualan sayuran. Hebat. Foto: Budi Tanjung

Suherman inilah yang dibutuhkan Indonesia. Usianya 42 tahun, 22 tahun ia manfaatkan untuk bertani. Kini masih terus bertani. Ia juga membina 100 petani, dengan total lahan seluas 20 hektar. Tiap hari ia memasok 2 mobil pickup aneka sayuran ke pasar, hingga tiap petani binaannya berpenghasilan lebih dari 5 juta rupiah per bulan.

Bersih Kulit, Jernih Hati

Kulit Suherman bersih, meski kerap terbakar matahari. Sorot matanya bening. Rambutnya hitam terawat. "Saya bertani dengan hati, menjaga diri agar tak punya musuh, karena itu jiwa saya sangat lapang mengolah sawah ladang," ujar Suherman, pada Sabtu, 18 Desember 2021 ini.

Dengan senyum dan penuh tawa, ia bercerita bahwa suasana hati perlu dijaga, agar tanaman yang ditanam bisa tumbuh subur dan sehat. "Tanaman dan petani itu memiliki ikatan batin. Kalau hati kita kusut, apa pun yang kita tanam, tak kan tumbuh subur," lanjut Suherman.

Ia yakin betul dengan ikatan batin tersebut. Karena, petani dan tanaman sama-sama makhluk ciptaan-Nya, sama-sama melalui proses untuk hidup. Artinya, jika petani merawat tanamannya dengan hati, maka tanaman tersebut akan tumbuh dengan subur-segar sepanjang hari.

Suherman kerap didatangi komunitas yang berminat belajar tentang pertanian. Foto: Didik Wiratno

Keyakinan itulah yang membuat Suherman terus bersemangat menjadi petani, bahkan sudah 22 tahun hingga kini. Ia menjadi tambah yakin, setelah menulari para petani binaannya dengan keyakinan yang sama, dan hasilnya sangat memuaskan.

Rata-rata tiap petani binaan Suherman berpenghasilan lebih dari 5 juta rupiah per bulan. Yang mereka tanam, aneka sayuran, seperti kangkung, sawi, dan bayam. Itu untuk panen harian. Untuk panen mingguan, daun singkong dan daun pepaya. Untuk panen bulanan, timun, terong, dan pare.

Untuk tanaman musiman, mereka menanam bawang dan cabe. Periode tanamnya disesuaikan dengan fluktuasi harga pasar. Dengan demikian, 100 petani binaan Suherman, bertani secara terencana sekaligus strategis menyikapi kondisi pasar.

Dari 100 petani binaan tersebut, sebagian bertani di lahan milik pribadi masing-masing, sebagian lagi di lahan yang mereka sewa. Suherman menuturkan, untuk mulai bertani sayuran di lahan sewa, modal yang dibutuhkan sekitar 10 juta rupiah per hektar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline