Ini kado terindah di hari Proklamasi Kemerdekaan. Pasien yang sembuh, semakin banyak. Pasien yang masuk, semakin sedikit. Maka, pada Selasa, 17 Agustus 2021 lalu, pasien yang masih dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, hanya tinggal 1.503 orang.
Kabar gembira tersebut menggema di tengah upacara peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan ke-76, yang digelar di lapangan zona merah Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Tentu, ini bukan hanya melegakan para tenaga kesehatan di RSDC. Tapi, juga menggembirakan banyak pihak secara nasional.
Karena, tingkat hunian di RSDC selama ini, menjadi salah satu indikator penyebaran Covid-19 secara nasional. Mayjen Doktor dokter Tugas Ratmono, selaku Koordinator RSDC, mengapresiasi kesungguhan kerja para tenaga kesehatan. Mereka telah berjuang menyelamatkan anak-anak bangsa, hingga terbebas dari serangan virus yang berbahaya tersebut.
"Kesungguhan mereka bekerja, tentu patut kita apresiasi. Apa yang mereka lakukan selama ini, menunjukkan tingginya komitmen mereka dalam melayani pasien Covid-19. Semua itu tentu saja mempercepat proses pemulihan pasien, hingga saat ini di RSDC hanya tersisa 1.503 pasien yang masih dirawat," ujar Mayjen Tugas Ratmono.
Lebih lanjut, Mayjen Tugas Ratmono menyebut, strategi untuk memulihkan pasien lebih cepat bisa tercapai, karena semua concern pada tagline RSDC: berikan pelayanan terbaik. Seluruh komponen senantiasa meningkatkan pelayanan. Bukan hanya pelayanan medis dari dokter dan perawat yang ditingkatkan, tapi juga pelayanan psikis dari psikolog dan psikiater.
Termasuk juga pelayanan gizi berupa makanan dan minuman, yang disiapkan ahli gizi di RSDC. Menu makanan-minuman untuk pasien, disesuaikan dengan kondisi kesehatan tiap pasien. Misalnya, menu untuk pasien yang mengidap darah tinggi, tentulah dibedakan dengan menu untuk pasien yang mengidap diabetes.
Pada 17 Agustus 2021 itu, sekitar 100 tenaga kesehatan di RSDC, mengadakan upacara Proklamasi Kemerdekaan, dengan khidmat. Seluruh peserta upacara mengenakan pakaian hazardous materials (hazmat) lengkap. Ini tentu saja untuk melindungi diri, karena upacara berlangsung di lapangan zona merah.
Sebagian tenaga kesehatan mengenakan pakaian hazmat warna merah, dan sebagian lagi dengan pakaian hazmat warna putih. Merah dan putih adalah dua warna kebesaran bendera Republik Indonesia. Seratusan tenaga kesehatan tersebut, dengan penuh suka-cita, mengekspresikan kebanggaan mereka terhadap negeri tercinta ini.
Yang berupacara hari itu, selain tenaga kesehatan, juga sejumlah pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan di RSDC. Untuk mencegah penyebaran virus corona, para pasien tersebut mengambil posisi di barisan terluar. Berjarak dengan barisan para tenaga kesehatan. Ada juga yang memosisikan diri di sekitar tower 6 dan 7, yang lokasinya paling dekat dengan tempat upacara tersebut.
Suasana peringatan Proklamasi Kemerdekaan pada hari itu, benar-benar khidmat. Panitia memang merancang peringatan tersebut, untuk sekaligus menggugah kesadaran berbangsa pasien serta tenaga kesehatan. Karena, Covid-19 sudah menjadi pandemi, yang mesti dihadapi secara bersama-sama oleh bangsa ini. Juga, bersama-sama dengan berbagai bangsa dunia.