Lihat ke Halaman Asli

Isson Khairul

TERVERIFIKASI

Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Transformasi Digital, Reputasi Manajemen Covid-19 di Wisma Atlet

Diperbarui: 25 November 2020   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mayjen Tugas Ratmono selaku Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, mengembangkan sistem teknologi digital untuk mengefektifkan operasional. Ini bagian dari upaya untuk mendukung kebijakan Presiden RI Joko Widodo, dalam konteks 5 Arahan Presiden Jokowi Tentang Transformasi Digital. Foto: isson khairul

Beruntung, negeri ini memiliki Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet. Lebih beruntung lagi, karena RSDC ini dipimpin Mayjen Tugas Ratmono. Ia dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta tahun 1990 dan master bidang Kajian Rumah Sakit dari Universitas Indonesia (UI) tahun 2015. Bagaimana ia mengembangkan Manajemen Covid-19 berbasis digital untuk mendukung 5 Arahan Presiden Jokowi Tentang Transformasi Digital ?

Data Digital Update Real Time

Di satu sisi, teknologi digital dipandang sebagai support. Di sisi lain, muncul pertanyaan, bagaimana menciptakan support yang tepat? "Support itu dibutuhkan untuk mendukung kita membuat kebijakan serta mengambil keputusan," ujar Mayjen Tugas Ratmono. 

Pada Senin (23/11/2020) sore lalu, ia menunjukkan support teknologi digital yang ia kembangkan bersama tim di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Ada dua layar LCD ukuran jumbo di ruang kerjanya, yang terhubung dengan jaringan internet sepanjang waktu. Kedua monitor itu menampilkan beragam kategori data tentang keseluruhan aktivitas di RSDC Wisma Atlet, yang update secara real time. Itulah salah satu wujud support teknologi digital, yang mendukung Mayjen Tugas Ratmono selaku pimpinan tertinggi di RSDC Wisma Atlet.

Ia kemudian menunjukkan salah satu grafik yang ditampilkan monitor tersebut. Di sana terlihat, peningkatan jumlah pasien Covid-19 yang masuk ke RSDC Wisma Atlet, dari Minggu (01/11/2020) hingga Senin (23/11/2020) sore itu. Peningkatannya cukup tajam. Di awal-awal November, pasien Covid-19 yang masuk, masih di kisaran 100 pasien per hari.

"Di pekan kedua November kita bisa lihat di sini, jumlah pasien yang masuk sudah di atas 150-200 orang per hari," kata Mayjen Tugas Ratmono sambil menunjuk grafik tersebut. 

Tak hanya sampai di situ. Ia kemudian memusatkan perhatian ke bagian bawah grafik, yang menunjukkan bahwa memasuki pekan ketiga November, jumlah pasien yang masuk lebih banyak dibandingkan dengan pasien yang keluar RSDC Wisma Atlet.

Data digital yang ditampilkan grafik itu langsung dikorelasikan dengan data dari sejumlah grafik lain, selanjutnya dianalisa Mayjen Tugas Ratmono bersama tim. "Kesimpulannya, kami segera mengaktifkan kembali tower 4 sebagai tempat perawatan pasien, sejak memasuki pekan ketiga November," lanjut Mayjen Tugas Ratmono tentang kebijakan serta keputusan yang sudah ia ambil, berkat support teknologi digital yang dimaksud.

Mayjen Tugas Ratmono (kiri) bersama Daeng Mohammad Faqih, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Kedua sosok tersebut sedang berdiskusi tentang pengembangan sistem pelayanan berbasis digital untuk pasien Covid-19 serta sistem perlindungan untuk dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. Foto: isson khairul

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline