Hari Kamis (12/11/2020), tepuk tangan terdengar di mana-mana. Berlangsung 56 detik di sejumlah upacara. Inisiasi tepuk tangan itu datang dari Kementerian Kesehatan. Kenapa tepuk tangan? Kenapa 56 detik?
Tangan Penyebar Covid
Jawaban atas kedua pertanyaan itulah yang dijabarkan Dr. dr. Tugas Ratmono pada Kamis itu, di taman samping tower 2 Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet. Kamis siang itu, sekitar 500 tenaga Kesehatan (nakes) yang merawat pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet, menggelar upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional.
Mereka terdiri dari para dokter, perawat, psikolog, psikiater, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lainnya. Dr. dr. Tugas Ratmono bertindak selaku inspektur upacara. Ia mengenakan seragam militer, lengkap dengan topi loreng, karena ia adalah dokter militer yang menjadi Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, ini.
"Kita bertepuk tangan 56 detik, karena tahun ini kita memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-56," ujar Tugas Ratmono di hadapan sekitar 500 tenaga kesehatan. "Tepuk tangan dan angka 56 itu, tentu memiliki banyak makna. Kita masing-masing bisa memaknainya, dalam konteks kesehatan," lanjut Tugas Ratmono yang berpangkat Mayor Jenderal TNI Angkatan Darat.
Dalam konteks Covid-19, tepuk tangan tentu saja menjadi simbol yang tepat. Karena, kedua tapak tangan yang beradu saat bertepuk tangan, adalah bagian tubuh kita yang berpotensi sebagai penyebar Covid-19. Itulah sebabnya, kita dianjurkan sering-sering mencuci tangan dengan sabun. Juga, pakai hand sanitizer. Dan, tidak dianjurkan bersalaman.
Mayjen Tugas Ratmono mengajak ke-500 tenaga kesehatan tersebut bertepuk tangan. "Mari kita bertepuk tangan untuk saling menyemangati. Para tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet, juga tenaga non-kesehatan, telah bekerja sama dengan baik, untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien Covid-19," ungkap Mayjen Tugas Ratmono, yang langsung disambut dengan tepuk tangan.
Pada kesempatan itu, Mayjen Tugas Ratmono mengingatkan "Satu Tekad Menuju Indonesia Sehat" sebagai tema Peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun 2020 ini. Dengan mengadopsi spirit tema tersebut, Mayjen Tugas Ratmono mengajak para tenaga kesehatan untuk menyatukan tekad, untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien Covid-19.
Sejauh ini, pelayanan tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet, sudah teruji. Nyatanya, jumlah pasien yang pulih, terus bertambah. Bahkan, jauh lebih banyak yang pulih, dibandingkan dengan pasien yang masuk. Dari empat tower yang digunakan untuk pasien, kini satu tower, yaitu tower 4, ditutup sementara karena jumlah pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet menurun drastis.
Doa untuk Tenaga Kesehatan
Peringatan Hari Kesehatan Nasional pada Kamis (12/11/2020) tersebut, juga dimanfaatkan oleh para tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet, untuk berdoa bersama. Di RSDC Wisma Atlet, sejak dioperasikan pada Senin (23/03/2020) hingga saat ini, belum seorang pun tenaga kesehatan yang gugur. Masih zero kematian tenaga kesehatan.