Sejak awal September 2020 hingga kini, sudah berkali-kali kami bolak-balik ke Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet. Kami meliput berbagai peristiwa di sana.
Alhamdulillah, hingga kini, kami masih baik-baik dan sehat-sehat. Setidaknya, kami masih leluasa berkabar dari pusat perawatan terbesar pasien Covid-19.
Teduh dan Penuh Pepohonan
RSDC Wisma Atlet yang berada di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, dibangun di atas tanah seluas 10 hektar. Ada 10 tower di sana, dengan rata-rata ketinggian tiap tower 18 lantai, dengan rata-rata 500 kamar per tower. Area yang demikian luas, dibagi ke dalam tiga zona: zona hijau, zona kuning, dan zona merah.
Ada empat tower yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19, yaitu tower 4 dan 5 untuk pasien orang tanpa gejala (OTG) serta tower 6 dan 7 untuk pasien orang dengan gejala sedang. Keempat tower tersebut berada di zona merah. Ada tanda merah di tiap pintu masuk ke area zona merah.
Sejak dioperasikan sebagai RSDC Wisma Atlet pada Senin (23/03/2020) hingga Sabtu (03/10/2020), sudah 13.000 pasien Covid-19 yang dirawat di sana. Dari 13.000 pasien Covid-19 tersebut, sekitar 10.000 pasien sudah kembali ke rumah masing-masing. Sudah pulih. Artinya sebanyak 70 persen sudah dinyatakan sembuh.
Dalam aktivitas peliputan, kami tentu saja menaati protokol kesehatan Covid-19: rajin cuci tangan dan selalu mengenakan masker. Di sela-sela meliput, kami kerap memilih istirahat di taman samping tower 2. Taman itu cukup luas dan teduh. Banyak pepohonan tumbuh di sana. Ada juga bangku-bangku beton untuk tempat duduk-duduk santai.
Mayjen Tugas Ratmono selaku Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet memang menyarankan kami untuk istirahat di taman tersebut. Itu area zona hijau.
Kami leluasa ngobrol di sana, juga makan dan minum. Pada siang dan sore hari, para tenaga kesehatan yang bertugas di RSDC Wisma Atlet, juga banyak yang beristirahat di taman itu.
Karena area taman itu luas, maka banyak tenaga kesehatan yang memanfaatkan waktu istirahat mereka dengan berolahraga di sana. Terutama, untuk jogging, berlari-lari kecil mengitari taman. Ada juga para relawan yang sengaja makan-makan di taman, sekaligus berinteraksi dengan sesama kala istirahat.
Semua itu merupakan bagian dari upaya untuk merawat kegembiraan, yang selalu dipesankan Mayjen Tugas Ratmono. Intinya, dengan terus bergembira, dengan tetap menaati protokol kesehatan Covid-19, tentulah imunitas kita terjaga. Dengan begitu, tubuh kita akan relatif kuat untuk menahan terpaan virus corona.
Berlompatan dan Bergembira