Lihat ke Halaman Asli

Isson Khairul

TERVERIFIKASI

Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Ada Apa dengan Jawa Pos Surabaya dan Papua?

Diperbarui: 26 Agustus 2019   17:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar atas: pesan perdamaian dari pemain Persebaya Surabaya, Osvaldo Ardiles Haay, yang lahir di Jayapura, Papua, pada 17 Mei 1998. Gambar bawah: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat berbincang dengan Lenis Kogoya, staf khusus presiden untuk Papua. Foto: capture dari edisi cetak Jawapos edisi Rabu (21/08/2019)

Bacalah Dengan Papua Itu Bersaudara, Sejak Dulu... Prasasti Itu Tertanam di Pantai Timur. Itu content yang dilansir jawapos.com, pada Minggu (25/08/2019) pukul 19:02 WIB. Itu mengobati rasa kecewa saya, meski tetap masih ada tanda tanya

Papua, Surabaya, dan Mangrove 

Content yang dilansir jawapos.com tersebut, benar-benar melegakan. Persaudaraan Papua dan Surabaya, bukan hanya sebatas kata-kata. Tapi, sudah mengakar sejak lama. Hutan mangrove di sepanjang pantai timur Surabaya adalah salah satu prasasti persaudaraan tersebut. Kita masih bisa menyaksikannya hingga kini. Mangrove itu sudah bertahun-tahun melindungi Surabaya bagian timur, dari banjir rob dan abrasi.

Dan, ide menanam mangrove itu, datang dari M. Fikser. Ia adalah lelaki kelahiran Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua. Saat itu, M. Fikser menjadi Lurah di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Jawa Timur. Dari lurah, ia menjadi camat, hingga kini menjadi Kabaghumas Pemkot Surabaya. "Pak Fikser ini humas saya," ujar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, saat berbincang dengan Lenis Kogoya, staf khusus presiden untuk Papua, pada Selasa (20/08/2019) di rumah dinas wali kota.

Sejumlah prasasti persaudaraan Papua Surabaya, diulas jawapos.com dengan lengkap. Barangkali karena eratnya persaudaraan itulah, jawapos.com sama sekali tidak melansir satu pun content, ketika Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, didatangi ratusan orang dari berbagai ormas. Tidak satu pun?

Oh, ya? Saya menelusuri 291 content yang dilansir jawapos.com pada Jumat (16/08/2019). Tidak ada satu pun tentang Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan. Padahal, ratusan orang dari berbagai ormas tersebut memadati halaman depan Asrama Mahasiswa Papua itu, dari siang hingga malam hari. Sebagai media yang berkantor pusat di Surabaya, tidak mungkin jurnalis jawapos.com, tidak mengetahui peristiwa tersebut.  

Bandingkan dengan kompas.com, media yang berkantor pusat di Jakarta. Secara jarak, Jakarta-Surabaya via tol Trans Jawa, sekitar 759 kilometer. Tentu sangat jauh, dibandingkan dengan jarak kantor pusat jawapos.com di  Jalan Ahmad Yani No.88 dengan Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan. Tapi, pada Jumat (16/08/2019) itu, pada pukul 20:15 WIB, kompas.com melansir Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Didatangi Ratusan Kelompok Ormas, Ini Dugaan Penyebabnya.

Bahkan, kompas.com mewawancarai Juru Bicara Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Surabaya, Dorlince Iyowau. Ia mengatakan, pada pukul 15.20 WIB, saat asrama dipadati ormas, ada yang merusak pagar asrama dan ada yang mengeluarkan kata-kata rasisme. Artinya, jurnalis kompas.com bukan hanya melihat dari jauh, tapi terjun langsung ke lokasi peristiwa.

Papua, Mahasiswa, dan Berita

Saya pikir, mungkin jawapos.com masih melakukan konfirmasi ke para pemangku kepentingan, makanya belum melansir content tentang peristiwa di Asrama Mahasiswa Papua itu. Ternyata, benar-benar tidak ada. Content terakhir yang dilansir jawapos.com pada Jumat (16/08/2019) itu, Hoax Kabar Aiptu Erwin Meninggal Dunia, Polri Akan Tindak Tegas Pelaku pukul 23:55 WIB.

Sebagai pembaca, saya berpikir positif saja. Dalam hati saya berharap, jawapos.com memberitakan peristiwa itu. Pertama, karena media itu bermarkas di Surabaya, satu kota dengan Asrama Mahasiswa Papua itu. Kedua, saya berharap mendapatkan informasi yang lebih, setidaknya dari sisi sudut pandang tentang peristiwa tersebut. Ketiga, sebagai media setempat, tentulah jurnalis jawapos.com akan menuliskan lebih komprehensif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline