Ini sebuah catatan, tentang spirit dan kebersamaan. Saya tulis dari pertemuan penulis Kompasiana di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (28/06/2019) lalu. Mari bersama kita rajut hari-hari mendatang, dengan penuh kasih sayang.
Lelaki Hebat, Beribu Hebat
Saya nomor dua, dari kiri. Kami bertemu dan dipertemukan oleh Kompasiana. Kami duduk bersama, di lantai yang sama, tanpa merasa ada yang berbeda. Bagi kami, bertemu adalah belajar. Belajar menjadi bagian dari sesama, untuk merawat spirit kebersamaan.
Kami pun berbincang tentang beragam hal. Dalam hati, saya bertanya, siapa ya nama Ibu kandung Yon Bayu? Perempuan yang melahirkan Yon Bayu, pastilah perempuan hebat. Andai ia masih hidup, tentulah ia bangga dengan anak lelakinya ini. Bernyali kuat, teguh memegang prinsip, dan luwes dengan sesama.
Saya tahu, Yon Bayu adalah ayah dari dua anak perempuan remaja, yang kini tengah beranjak dewasa. Ia sudah beberapa tahun menduda, dan merawat kedua anaknya, tanpa didampingi istri. Itu berlangsung di Jakarta, di jantung ibu kota, yang tak berapa jauh dari Istana Presiden. Bukan hal yang mudah, memang. Namun, Yon Bayu melakoni semua itu dengan penuh kasih sayang.
Di antara perbincangan kami para lelaki ini, melintas pula pertanyaan di hati saya, siapa ya nama Ibu kandung Fahmi, lelaki yang duduk di sebelah kiri saya? Dalam gambar di atas, posisi Fahmi di sebelah kanan saya. Ibunya pastilah perempuan, dengan berlimpah kasih sayang. Dengan bekal kasih sayang itu pula, Fahmi mengayomi keluarganya.
Pada Jumat (28/06/2019) lalu, ia membawa serta istri dan anaknya, ke pertemuan penulis Kompasiana di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Mereka menempuh perjalanan sekitar 2 jam, dengan sepeda motor, dari Cianjur, yang juga bagian dari Provinsi Jawa Barat. Seorang suami, seorang istri, dan seorang anak. Mereka bertiga menyusuri jalanan, di antara deru kendaraan lainnya.
Curhat Tulus, Spirit Menulis
Yon Bayu datang ke pertemuan penulis Kompasiana di Cisarua, dengan meninggalkan dua anak perempuannya di Jakarta. Fahmi membawa serta istri dan anaknya, 2 jam perjalanan dengan sepeda motor. Apa yang dilakukan kedua lelaki tersebut, lebih dari cukup untuk jadi penanda, betapa kuatnya magnit Kompasiana.
Kompasiana telah menjelma, menjadi rumah bersama, tempat berlabuhnya spirit kebersamaan. Di Kompasiana, para penulis saling belajar, mengolah rasa dan pikir. Juga, saling berargumen. Suasana rumah bersama itulah, yang membuat pertemuan demi pertemuan, menjadi momen yang dirindukan. Salah satunya, pertemuan di Cisarua, pada Jumat (28/06/2019) lalu.
Kenapa dirindukan? Karena, semua dilandasi rasa tulus. Jarak dan waktu, kalah oleh ketulusan. Kerabat kerja dari kantor pusat Kompasiana di Jakarta, menempuh perjalanan 5 jam, untuk sampai ke Cisarua. Mereka berlima: Nurul Uyuy, Kevin Legion, Widha Karina, Dimas, dan Nancy. Rasa kebersamaan pun kian menggetarkan, menghangatkan pertemuan tersebut.