Lihat ke Halaman Asli

Isson Khairul

TERVERIFIKASI

Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kolaborasi Bisnis, Pertamina 61 Tahun, Go-Jek 8 Tahun

Diperbarui: 7 November 2018   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Runner dari Go Pertamina, mengantarkan pesanan BBM, dengan sepeda motor, yang sudah dilengkapi dengan perangkat khusus. Ada alat penampung khusus yang aman, untuk menjamin keaslian serta takaran BBM yang dipesan. Juga, ada alat pemadam api ringan (APAR). Foto: indoblazer.com

Collaboration is the fuel of any business. Itulah yang kita saksikan kini. Pertamina yang didirikan tahun 1957, berkolaborasi dengan Go-Jek, yang baru beroperasi  tahun 2010. Bagaimana kita memaknainya, secara bisnis?

Energi di Era Digital

Dengan cara pikir jadul, sungguh tak masuk akal. Bagaimana mungkin, Pertamina yang berusia 61 tahun, mau berkolaborasi dengan Go-Jek, yang baru berdiri 8 tahun lalu. Itulah berkah teknologi digital. Sesuatu yang tak mungkin di masa lalu, bisa terwujud nyata di masa kini. Artinya, jangan biarkan pikiran masa lalu, memborgol langkah kita untuk berkiprah hari ini dan esok.

Ruang yang dibukakan teknologi digital, sungguh sangat luas, untuk kita eksplorasi. Apa yang baru saja dilakukan Pertamina dan Go-Jek, bisa kita jadikan contoh. Kedua lini bisnis itu berkolaborasi, meng-create Go Pertamina, yang bisa diakses di aplikasi Go-Life, yang terintegrasi dengan Go-Jek. Tinggal duduk manis, pesan bahan bakar minyak (BBM) dengan smartphone, tanpa antre di SPBU.

Hanya dalam hitungan menit, BBM yang kita pesan, langsung diantar ke tempat yang kita inginkan. Dikucurkan ke tangki, beres. Ini juga menjadi solusi, kalau kita pas kehabisan BBM di jalan, tapi jauh dari SPBU. Jika Pertamina tidak berkolaborasi dengan Go-Jek, mungkin layanan Go Pertamina ini, belum akan terwujud kini. Butuh waktu yang tak sebentar, untuk men-set up sejak awal.

Fokus pada Core Bisnis 

Itulah salah satu keunggulan kolaborasi dalam bisnis. Pertamina tetap fokus pada core bisnisnya, di industri energi. Sementara, Go-Jek juga fokus pada core-nya, sebagai platform angkutan daring. Inilah yang disebut inovasi dalam pelayanan. Inovasi yang tercipta, karena berkolaborasi. Kedua pihak meraih benefit, konsumen mendapatkan solusi alternatif dalam membeli BBM.

Collaboration is essential in almost all aspects of life, begitu para pelaku bisnis menyebutnya. Meski Pertamina sudah berusia 61 tahun dan Go-Jek baru 8 tahun, itu bukan alasan untuk tidak berkolaborasi. Usia perusahaan, bukan halangan. Demikian pula dengan skala bisnis. Kita tahu, aset Pertamina, sangat besar. Tahun 2016, korporasi itu tercatat memiliki aset sebesar US$ 45,52 miliar.

Secara aset, Go-Jek belum sebesar itu. Bisnis digital seperti Go-Jek, dinilai dari valuasinya. Valuasi adalah nilai ekonomi dari sebuah bisnis. Ada yang menyebutnya Nilai Potensial atau Future Value, nilai potensial bisnis di masa depan, berdasarkan performa bisnis tersebut saat ini.  Kita tahu, tahun 2018, valuasi Go-Jek tercatat 4 miliar dollar AS atau setara Rp 53,3 triliun.

Runner, Bukan Driver 

Oh, ya, yang akan mengantarkan BBM pesanan kita, bukan driver Go-Jek berseragam hijau, seperti yang selama ini kita kenal. Mereka berseragam, yang didominasi warna merah. Mereka menyebut diri runner, bukan driver. Para runner itu mengantarkan pesanan BBM, dengan sepeda motor, yang sudah dilengkapi dengan perangkat khusus. Antara lain, alat pemadam api ringan (APAR).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline