Digital and Risk Management in Insurance (DRiM). Inilah gelaran Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), menyambut tahun 2018. Peluang, berkat digital support, kian terbuka. Publik makin dekat asuransi. Dan, AAJI ingin semakin mewujudkan peluang itu dengan DriM.
Bersikap Strategis, Bukan Reaktif
Teknologi digital sudah merambah segala lini. Juga, telah merubah banyak hal. Antara lain, perilaku warga sudah serba digital. Gadget sudah jadi andalan keseharian. Warga ingin yang serba online, tidak mau ribet. Sebaliknya, industri berpacu untuk memenuhi tuntutan warga tersebut. Layanan online pun dijadikan andalan, untuk memuaskan konsumen serta untuk memperluas pasar. Di bidang asuransi, misalnya, warga sudah bisa dengan mudah membeli produk asuransi sederhana, melalui platform marketplace.
Menurut Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI, ketersediaan produk asuransi sederhana di platform marketplace, adalah suatu terobosan pasar. Itu salah satu digital support, yang mendekatkan warga dengan produk asuransi. Artinya, warga mendapatkan keleluasaan untuk mengenal sejumlah produk asuransi, melalui perangkat digital. Tanpa harus melakukan tatap-muka dengan agen asuransi.
Christine Setyabudi, Ketua Panitia DriM, menyebut, keberadaan produk asuransi di marketplace, adalah etalase positif untuk mendekatkan warga dengan produk asuransi. Nah, AAJI selaku Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, ingin menyikapi perkembangan teknologi digital serta terobosan pasar asuransi tersebut, secara komprehensif. Hendrisman Rahim dan Christine Setyabudi ingin merespon pasar digital itu, dengan langkah strategis. Bukan sekadar tindakan reaktif. Untuk apa? Pertama, agar warga mendapatkan manfaat perlindungan yang maksimal dalam berasuransi. Kedua, agar industri asuransi jiwa mampu berkembang lebih luas, menjangkau pasar yang lebih luas.
DriM, 22-23 Februari di Bali
Langkah komprehensif dan strategis AAJI tersebut, salah satunya bakal diwujudkan dalam Digital and Risk Management in Insurance (DRiM) seminar & exhibition, yang akan digelar 22-23 Februari 2018 di Bali. Menurut Christine Setyabudi, Ketua Panitia DriM, ini merupakan tantangan sekaligus peluang, bagi pelaku industri asuransi jiwa. Kenapa? Karena, perkembangan teknologi digital, sudah menjadi kebutuhan, terutama bagi generasi milenial. Industri asuransi tentu sudah seharusnya berperan aktif dalam dinamika keseharian kaum milenial.
Apalagi, jauh-jauh hari, Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan kita akan hal itu. Pak Jokowi, ketika berkunjung ke Kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada Jumat (04/08/2017), mengingatkan, "Sekarang sudah muncul generasi Y yang 5-10 tahun lagi akan mempengaruhi pasar, akan mempengaruhi landskap politik dan ekonomi kita. Akan terjadi perubahan yang sangat besar. Transisi ini yang harus kita waspadai karena generasi Y ini akan mempengaruhi."
Dengan kata lain, langkah komprehensif dan strategis AAJI dalam gelaran Digital and Risk Management in Insurance (DRiM) tersebut, tentulah patut kita apresasi. Apa yang diingatkan Presiden Joko Widodo tentang masa transisi yang harus kita waspadai, patut disambut oleh pelaku industri asuransi jiwa, dengan mendayagunakan teknologi digital, agar warga mendapatkan manfaat perlindungan yang maksimal dalam berasuransi. Hingga, capaian generasi milenial tersebut benar-benar maksimal, demi kemajuan negeri ini.
Hackathon Start-Up Competition
Pada gelaran 22-23 Februari 2018 di Bali tersebut, antara lain, akan ada pengumuman pemenang dari ajang kompetisi hackathon start-up competition. Tidak tanggung-tanggung, kompetisi ini diikuti oleh sekitar 100 generasi milenial. Mereka akan beradu canggih, menampilkan ide dan karya terkait web dan aplikasi digital, dalam konteks asuransi jiwa. Ini kompetisi yang strategis dari AAJI. Pertama, para generasi milenial yang menjadi peserta lomba, tentu akan mengeksplorasi berbagai aspek tentang asuransi jiwa.