Tol Trans Jawa Jakarta-Semarang ditargetkan selesai sebelum Lebaran 2018. Seharusnya, tol ini bisa meningkatkan ekonomi lokal di wilayah Pantura Jawa. Bagaimana kesiapan Pemda dan dunia usaha setempat?
Minggu (06/08/2017) Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, berkunjung ke Tegal, ke kampus Politeknik Keselamatan dan Transportasi Jalan (PKTJ). Di sana, ia mengingatkan pentingnya tenaga terdidik, untuk meningkatkan keselamatan di jalan.
Selain itu, Budi Karya juga menggarisbawahi, Tol Trans Jawa Jakarta-Semarang ditargetkan selesai sebelum Lebaran 2018. Tol ini tentulah membutuhkan tenaga terdidik di bidang keselamatan. Dan, yang tak kalah penting, Budi Karya minta agar Pemda sepanjang pantai utara (Pantura) Jawa action, supaya keberadaan Tol Trans Jawa ini bisa meningkatkan ekonomi lokal di wilayah Pantura.
Komplain Pemda Pekalongan
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, bercerita, ia pernah dikomplain oleh pemda Pekalongan, Jawa Tengah, karena penjualan batik di wilayah tersebut menyusut, setelah adanya jalan tol Trans Jawa.
Pada musim mudik Lebaran, misalnya, para pemudik memilih melalui jalan tol. Akibatnya, para pedagang sepanjang jalan Pantura, seperti di wilayah Pekalongan itu, sepi pembeli. Padahal, musim mudik yang sekali setahun itu, selama ini adalah musim panen bagi para pedagang di berbagai wilayah sepanjang jalan Pantura.
Dari penelusuran saya, Pasar Grosir Batik Setono di Pekalongan, di jalur utama Pantura, agaknya bisa kita dijadikan contoh. Setidaknya, untuk mendapatkan gambaran tentang penyusutan penjualan batik di sana.
Pada mudik Lebaran 2016, omset pedagang di sana rata-rata mencapai Rp 3-5 juta per hari. Karena, seluruh pemudik melewati jalur Pantura, dan sebagian besar belanja batik di Setono. Pada mudik Lebaran 2017, omset mereka hanya di kisaran Rp 500-700 ribu, itu pun tidak setiap hari. Karena, sebagian besar pemudik melalui jalan tol darurat.
Disebut jalan tol darurat, karena belum sepenuhnya selesai dikerjakan, tapi sengaja dibuka pengelola tol untuk mudik Lebaran 2017 lalu. Komplain pemda Pekalongan tersebut, mungkin hanya satu contoh yang menunjukkan kepada kita, betapa signifikannya dampak beralihnya pemudik dari jalan Pantura yang non-tol ke jalan tol Trans Jawa. Pada Minggu (06/08/2017) itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan, ia sudah menugaskan seluruh operator dan prakarsa, agar ada kehadiran masyarakat setempat di jalan tol Trans Jawa.
Yang dimaksud dengan kehadiran masyarakat setempat, tentulah keterlibatan warga, terkait pemanfaatan ekonomi dari jalan tol Trans Jawa. Dalam konteks itu, Budi Karya Sumadi meminta pemerintah daerah sepanjang Pantura, untuk memanfaatkan rest area jalan tol, guna memasarkan produk khas lokal.
Misalnya, batik di Pekalongan, bawang dan telur asin di Brebes. Dengan telah dibukanya opsi tersebut oleh Budi Karya Sumadi, menurut saya, para pimpinan daerah di Pantura sebaiknya segera action, untuk menindaklanjutinya. Peluang itu harus cepat direspon. Para pimpinan daerah di Pantura, harus segera mengambil inisiatif.