Lihat ke Halaman Asli

Isson Khairul

TERVERIFIKASI

Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Rano Karno vs Rakyat Banten vs PDI Perjuangan

Diperbarui: 3 September 2016   10:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kiri ke kanan: Rano Karno, Tb. Aat Syafaat, dan Achmad Dimyati Natakusumah. Kongres Rakyat Banten (KRB) membuka ruang dialog antara calon pemimpin dengan warga dari beragam elemen. Ini adalah bagian dari proses pendidikan politik, agar semakin banyak warga mengenal serta menyuarakan aspirasi mereka. Foto: isson khairul

Rano Karno adalah Gubernur Provinsi Banten saat ini. PDI Perjuangan belum memutuskan, siapa yang bakal diusung di Pilkada Banten 2017. Akankah Rano Karno berkuasa untuk kedua kalinya di Banten?

Jumat (2/9/2016), DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendeklarasikan dukungan untuk Rano Karno pada Pilkada Banten 2017. Sebelumnya, pada Jumat (12/8/2016), DPP Partai Gerindra juga merekomendasikan dukungan untuk Rano Karno. Dukungan kedua partai tersebut belum bisa dijadikan pegangan. Kenapa? Karena, Rano Karno adalah kader PDI Perjuangan. Dan, partai berlambang Banteng Moncong Putih itu, belum mengukuhkan keberadaan Rano Karno untuk maju kembali memimpin Banten. Pada saat yang sama, sejumlah figur bermunculan, bersiap merebut kursi yang kini diduduki Rano Karno.

Dilema Rano Karno

Kita tahu, parpol pemenang Pemilu 2014 di Provinsi Banten adalah PDI Perjuangan, dengan 989.329 suara. Ini salah satu modal kuat partai tersebut untuk menempatkan kadernya sebagai orang nomor satu di Banten. Di satu sisi, sudah sepatutnya Rano Karno kembali diusung untuk memimpin Banten. Setidaknya, keberadaannya telah berkontribusi memenangkan PDI Perjuangan di wilayah barat Pulau Jawa tersebut. Di sisi lain, kepemimpinan Rano Karno relatif tidak begitu moncer, dalam konteks memajukan Banten.

Sejumlah pihak yang saya wawancarai di Kongres Rakyat Banten, pada Rabu (10/8/2016), memahami kesulitan Rano Karno mengembangkan kepemimpinannya. Antara lain, karena ia adalah wakil gubernur yang kemudian naik menjadi gubernur. Ia menggantikan posisi Ratu Atut Chosiyah yang terlibat tindak pidana korupsi. Untuk sampai dilantik pun, Rano Karno melalui masa yang berlarut-larut, hingga praktis pada masa itu Provinsi Banten nyaris tanpa orang nomor satu.

Lebih dari 1.000 warga hadir di Kongres Rakyat Banten (KRB). Berbagai elemen warga terwakili. Antara lain, tokoh adat, tokoh budaya, tokoh agama, tokoh akademisi, termasuk juga kalangan mahasiswa. Bahkan, sejumlah mahasiswa asal Banten yang tengah studi di berbagai kota di tanah air, turut hadir. Foto: isson khairul

Presiden Joko Widodo melantik Rano Karno sebagai Gubernur Banten pada Rabu (12/8/2015) di Istana Negara, Jakarta. Ia dilantik tanpa wakil, karena mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008. Aturan tersebut menegaskan, masa jabatan gubernur yang kurang dari 18 bulan, tidak perlu diisi jabatan wakil gubernur. Maka, Rano Karno pun tergagap-gagap menjalankan fungsinya sebagi Gubernur Banten.

Kongres Rakyat Banten

Lemahnya kondisi kepemimpinan di tingkat Provinsi Banten, dengan sendirinya juga melemahkan gerakan pembangunan di provinsi tersebut. Kondisi ini dirasakan oleh masyarakat, juga disadari oleh sejumlah tokoh Banten. Karena itulah Pilkada Banten 2017 sudah sepatutnya dijadikan momentum, agar Banten memiliki pemimpin yang didukung oleh masyarakat serta memiliki kemampuan untuk memajukan Banten.

Untuk tujuan itulah Tb. Aat Syafaat mengambil inisiatif dengan menggelar Kongres Rakyat Banten (KRB). Kongres itu diadakan sehari penuh di Hotel Grand Mangku Putra, Kota Cilegon, Banten, pada Rabu (10/8/2016). Lebih dari 1.000 warga yang hadir. Berbagai elemen warga terwakili. Antara lain, tokoh adat, tokoh budaya, tokoh agama, tokoh akademisi, termasuk juga kalangan mahasiswa. Bahkan, sejumlah mahasiswa asal Banten yang tengah studi di berbagai kota di tanah air, turut hadir.

Warga yang hadir di Kongres Rakyat Banten (KRB), bukan hanya berdialog, tapi juga berfoto bersama dengan calon pemimpin mereka. Interaksi ini adalah bagian dari upaya membangun kerukunan dalam keberagaman. Andika Hazrumy (pakai peci) diapit dua Kompasianer: Sutisna Abas (kiri) dan Kang Nasir (kanan). Foto: isson khairul

Tb. Aat Syafaat adalah tokoh yang dihormati di Banten. Rano Karno selaku Gubernur Banten, hadir serta memberikan sambutan. Ade Komarudin selaku Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, membuka kongres, sekaligus memberikan pengarahan. Tb. Iman Aryadi selaku Walikota Cilegon, mengikuti kongres dari pembukaan hingga penutupan. Dan, yang tak kalah pentingnya, sejumlah figur yang menyatakan maju di Pilkada Banten 2017, tampil berdialog dengan para peserta Kongres Rakyat Banten (KRB) tersebut.

Dialog Calon Pemimpin

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline