Lihat ke Halaman Asli

Isson Khairul

TERVERIFIKASI

Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Sensasi Snorkeling di Perairan Larantuka, Pesona Wisata Bahari Flores

Diperbarui: 25 Mei 2016   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum nyebur ya kurang afdol kalau tidak action. Meski kelas amatir tapi untuk urusan gaya di depan kamera, tetap harus nampak profesional dong. Karena sudah cita-cita sejak awal, bisa or tidak bisa, beranikan diri untuk melaut. Toh ada pelampung dan pasti ngambang. Foto: isson khairul

Snorkeling sudah jadi topik percakapan. Padahal, masih di bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan tujuan masih jauh nun di sana, Larantuka, Nusa Tenggara Timur. Apa boleh buat. Ini yang mungkin disebut: suara menyalip kenyataan.

Tugas resmi, meliput Tour de Flores 2016 di Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tapi, sejak awal, Ilma dari Tim Komunikasi Kantor Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, mengingatkan tugas lain: mengeksplorasi destinasi wisata Larantuka. Alasannya jelas: Tour de Flores 2016 itu memang dimaksudkan untuk publikasi pariwisata. Terutama, ke ranah mancanegara. 

Tugas lain itulah yang memicu angan-angan, karena Larantuka khususnya serta Flores Timur umumnya, memiliki sejumlah destinasi wisata yang oke punya. Sebagai ibu kota Kabupaten Flores Timur, Larantuka memang merupakan kawasan pesisir, dengan garis pantai yang membujur dari ujung ke ujung. Maka, destinasi wisata kemaritiman adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Larantuka.

Tiga Pulau dengan Pesona Selat

Rute panjang itu akhirnya terlewati: Jakarta-Kupang-Larantuka. Jakarta-Kupang 3 jam, Kupang-Larantuka 1 jam, ditambah waktu tunggu di tiga bandara, sekitar 3 jam. Kami berombongan, 20 orang, yang terdiri dari jurnalis sejumlah media, Tim Komunikasi Kantor Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, serta tiga penulis Kompasiana: Yayat, Lastboy Tahara S., dan Isson Khairul. 

Landing di bandara Gewayantana Larantuka, kami disambut hujan. Cukup lebat, disertai angin yang lumayan kencang. Area bandara yang tak begitu luas pun jadi terasa sesak. Para supir dengan agresif menawarkan jasa sewa mobil.

Panorama pantai dan laut yang indah ini, menjadi santapan batin sepanjang perjalanan dari bandara Larantuka menuju pusat kota. Dari bandara Gewayantana, di sebelah kiri kita membujur garis pantai yang tak ada habisnya. Sementara, di sebelah kanan kita adalah perbukitan yang rimbun dengan beragam pepohonan. Pantai dan bukit di Larantuka, ibarat dua sejoli yang senantiasa bersama. Foto: isson khairul

Bagi mereka yang baru pertama kali ke Larantuka, nampaknya bukan hal mudah untuk mendapatkan mobil dengan tarif sewa yang masuk akal. Maklum, tidak ada patokan yang bisa dijadikan acuan. Sebagai destinasi wisata, ini adalah pekerjaan rumah pihak berwenang, untuk membuat kebijakan. 

Misalnya, dengan menetapkan zona tertentu dengan tarif tertentu. Taksi tidak ada di Larantuka. Angkutan umum hanya ada di tengah kota, tidak ada yang melalui bandara. Jarak bandara ke tengah kota Larantuka sekitar 10 kilometer. Apa boleh buat, penumpang terpaksa menyerah pada para supir mobil sewaan tersebut. Karena, ya itulah pilihan yang harus dipilih.

Secara administratif, Larantuka adalah sebuah kecamatan, yang sekaligus menjadi ibu kota Kabupaten Flores Timur. Dari bandara menuju pusat kota, sejumlah hotel dan restoran menyambut kedatangan para wisatawan. Umumnya, akomodasi wisata tersebut langsung berhadapan dengan pantai. Maka, setelah melewati perjalanan penerbangan yang panjang, tak ada salahnya singgah di salah satu tempat tersebut. 

Misalnya, sekadar menikmati kelapa muda sembari berfoto-foto dengan latar belakang panorama maritim Larantuka. Sebagai kawasan kepulauan, kita tidak berhadapan dengan lautan lepas. Tapi, menghadap ke selat-selat yang membentang antara satu pulau dengan pulau lainnya.

Dengan life jacket masing-masing, kami berangkat ke tengah selat untuk ber-snorkeling, diantar perahu motor. Kami didampingi pemandu agar lebih mudah menemukan spot untuk menyaksikan panorama bawah laut perairan Larantuka. Tidak jauh dari pantai, hanya sekitar 25 menit perjalanan. Perahu motor ini cukup untuk 10 penumpang. Foto: isson khairul

Ada tiga pulau yang menjadi bagian dari Kabupaten Flores Timur: Pulau Flores dengan luas 1.056,49 kilometer, Pulau Solor dengan luas 226,34 kilometer, dan Pulau Adonara seluas 529,75 kilometer. Bandara Gewayantana yang menjadi pintu masuk melalui udara, berada di ujung timur Pulau Flores. Sebagai gambaran, dari Larantuka ke Pulau Adonara, sekitar 1,5 jam dengan perahu motor. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline