Empat petinggi BII: Gusnawan Tjan, Hevi Angweita, Lani Darmawan, dan Stefanus Willy Sukianto (dari kiri ke kanan) kompak menggelorakan spirit bersama, saat peluncuran BII Maybank2u pada Senin (14/9/2015). Inilah bagian dari konsistensi Bank Internasional Indonesia (BII), yang tiada henti berinvestasi serta mengeksplorasi teknologi informasi perbankan. Foto: wartaekonomi.co.id
Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)
BII Maybank2u adalah lompatan teknologi informasi di sektor perbankan. Ini jelas membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Ini sekaligus menunjukkan konsistensi Bank Internasional Indonesia (BII), yang tiada henti berinvestasi serta mengeksplorasi teknologi informasi finansial[1].
Apa yang ditunjukkan Gusnawan Tjan pada launching aplikasi BII Maybank2u[2], pada Senin (14/9/2015), adalah sesuatu yang patut kita apresiasi. Selain aplikasi ini mampu mengintegrasikan beragam aktivitas perbankan, BII Maybank2u adalah salah satu solusi untuk menjangkau 177,7 juta masyarakat Indonesia, yang berusia 15 tahun ke atas. Dari jumlah yang besar itu, baru 36,1 persen saja atau sekitar 64,15 juta dari mereka yang sudah memiliki akun di bank atau tercatat sebagai nasabah bank[3]. Ini menurut data yang dihimpun World Bank Group dalam The Little Data Book on Financial Inclusion tahun 2015.
Rekam Jejak BII di Teknologi
Kita tahu, sebagaimana dituturkan Gusnawan Tjan pada peluncuran aplikasi BII Maybank2u tersebut, bahwa Bank Internasional Indonesia (BII) adalah bank yang konsisten melakukan investasi di bidang Informasi Teknologi (IT). Pada tahun 2013 lalu, misalnya, BII sudah meluncurkan mobile banking berbasis pesan teks, untuk menjangkau 5,1 juta nasabahnya yang tersebar di seluruh Indonesia. Aplikasi tersebut bersandar pada platform Windows Phone. Sebelumnya, BII juga telah merilis aplikasi serupa, berbasis pesan teks, di tiga platform yakni Android, iOS, dan BlackBerry.
Sebagai catatan, rekam jejak BII di sektor teknologi informasi perbankan, memang mengesankan. Tahun 1998, misalnya, BII menjadi bank pertama di Indonesia yang menyediakan layanan Internet Banking kepada nasabahnya. Kemudian, pada tahun 1999, BII menjadi bank nasional pertama dan satu-satunya bank lokal, yang menyediakan layanan ATM US Dollar. Ini tentu tidak mungkin bisa terjadi, bila tidak didukung oleh teknologi informasi perbankan. Selanjutnya, pada tahun 2003, BII juga menjadi bank lokal pertama, yang menyediakan layanan setoran tunai melalui Cash Deposit Machine (CDM).
Tak hanya sampai di situ, pada tahun 2007, BII juga meluncurkan ATM Singapore Dollar yang pertama di Indonesia[4]. Rekam jejak BII di sektor teknologi informasi perbankan tersebut, menunjukkan kepada kita bahwa BII memang tiada henti berinvestasi serta mengeksplorasi teknologi informasi finansial. Maka, ketika Gusnawan Tjan pada peluncuran aplikasi BII Maybank2u, pada Senin (14/9/2015) tersebut, mengatakan, bahwa BII Maybank2u didukung oleh teknologi tingkat tinggi, kita tahu bahwa pernyataan itu tentulah berkat pengalaman BII bertahun-tahun berkutat dengan teknologi finansial.
Sebagai Head of Business Planning & Performance Management Bank Internasional Indonesia (BII), Gusnawan Tjan tentulah paham, bagaimana mengelola teknologi informasi di sektor perbankan. Ia juga mengerti sepenuhnya, betapa gandrungnya masyarakat kita akan smartphone alias ponsel pintar[5]. Karena itulah, aplikasi BII Maybank2u bisa dioperasikan di seluruh smartphone. Untuk smartphone Android, bisa men-download aplikasi BII Maybank2u di Google Play Store dan untuk smartphone iPhone, bisa men-download-nya di Apple App Store.
Teknologi BII Maybank2u memfasilitasi kita untuk senantiasa terhubung dengan akun media sosial Facebook BII Friends dan Twitter @biifriends. Ini menjadikan aktivitas profesional bisa berlangsung paralel dengan sosialisasi di ranah maya. Bahkan, kita dapat mengubah tampilan aplikasi ini, secara personalisasi, agar lebih sesuai dengan gaya dan kepribadian. Foto: wartaekonomi.co.id
BII dengan Augmented Reality