Bongkahan seperti pada gambar ini mengandung Bauksit. Secara geografis, Bauksit banyak terdapat di daerah tropis yang dekat dengan garis khatulistiwa. Karena itu, sejumlah wilayah Indonesia memiliki cadangan Bauksit yang melimpah. Sejarah mencatat, Bauksit pertama kali ditemukan pada tahun 1821 oleh geolog bernama Pierre Berthier di desa Les Baux, di bagian selatan Perancis. Foto: manfaat.co.id dan infotambang.com
Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)
40.000 karyawan di-PHK. 17 triliun rupiah devisa per tahun hilang. 4 triliun rupiah pajak lenyap. 595 miliar rupiah penerimaan negara bukan pajak hangus. Semua risiko itu ditempuh pemerintah, dengan melarang ekspor Bauksit dan mineral mentah lainnya. Pengusaha tiada henti meradang.
Larangan tersebut mulai diberlakukan hari Minggu, 12 Januari 2014, pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Pengusaha pertambangan, khususnya pengusaha Bauksit, berharap pemerintahan Joko Widodo mengevaluasi kebijakan pelarangan tersebut. Tapi, nyatanya, kebijakan itu diteruskan oleh Joko Widodo. Bahkan, Jusuf Kalla, di Kantor Wakil Presiden, pada Kamis, 28 Mei 2015, menegaskan, pemerintah tak akan melakukan evaluasi terhadap kebijakan larangan ekspor mineral mentah, melainkan menerapkannya dengan konsisten.
Indonesia Mengekspor Bauksit Sejak 1935
Bauksit adalah salah satu sumber daya alam yang diperoleh melalui penambangan. Secara kasat mata, Bauksit berwarna putih kekuning-kuningan, merah, maupun cokelat. Tapi, jika dilihat dengan menggunakan mikroskop, pada bongkahan bebatuan yang mengandung Bauksit, akan nampak adanya kristal berwarna kehitaman. Bongkahan bebatuan Bauksit tersebut mudah larut dalam air. Perusahaan pertambangan kerap menunjukkan Bauksit yang sudah dilarutkan dengan air, hingga wujudnya sudah berupa lumpur tanah yang berwarna kecoklatan.
Indonesia memiliki cadangan endapan Bauksit yang melimpah. Berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I), cadangan Bauksit Indonesia saat ini sekitar 3,2 miliar ton, di samping sumber daya Bauksit yang diperkirakan mencapai 7,55 miliar ton. Data itu dikemukakan Ketua APB3I, Erry Sofyan, dalam Kompasiana Seminar Nasional, Senin, 25 Mei 2015, di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat.
Bauksit terdapat, antara lain, di Sumatra Utara, di kawasan Kota Pinang. Di Riau, Bauksit ditemukan di Pulau Bulan dan Pulau Bintan. Di Kalimantan Barat, Bauksit terdapat di Sandai, Tayang Mebukung, Balai Berkuah, Pantus, dan Munggu Besar. Di Bangka Belitung, Bauksit terdapat di daerah Sigembir. Di Indonesia, Bauksit pertama kali ditemukan orang Belanda tahun 1924 di Kijang, Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Bauksit di Bintan telah ditambang Belanda dan diekspor sejak tahun 1935.
Jadi, jauh sebelum negeri ini merdeka, kita sudah mengekspor Bauksit ke berbagai negara di dunia. Setelah kemerdekaan, pada tahun 1968, pengelolaan tambang Bauksit di Bintan tersebut diserahkan kepada PT Aneka Tambang Tbk. yang biasa disingkat dengan PT Antam. Ini merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertambangan, yang 65 persen sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dan 35 persen dimiliki masyarakat. PT Antam didirikan pada tanggal 5 Juli 1968. Dengan demikian, Antam adalah perusahaan pertambangan Bauksit tertua di Indonesia.
Gambar kiri adalah instalasi gerobak alat angkut Bauksit, model kereta gantung, menggunakan kabel baja yang melintas di atas Selat Kijang tahun 1937. Gerobak Angkut itu dinamakan lori oleh penduduk Melayu. Gambar kanan adalah para pekerja yang menangani pemuatan 4.000 ton Bauksit selama 24 jam penuh ke atas kapal. NV NIBEM (Nederlands Indische Bauxite Exploitatie Maatschappij) adalah perusahaan Belanda yang melakukan produksi Bauksit di Kota Kijang, Pulau Bintan, sejak tahun 1935, kemudian mengekspornya ke China. Foto: Koleksi Tropenmuseum Amsterdam, Belanda
Bauksit Sebagai Material Dasar