[caption id="attachment_359019" align="aligncenter" width="600" caption="Menggapai Mimpi, karya The Shelby Band, terpilih menjadi soundtrack film Sepatu Dahlan, produksi Mizan Productions, Semesta Pro, dan Expose Picture tahun 2014. Film layar lebar itu diangkat dari novel berjudul sama karya Khrisna Pabichara. Kesempatan tersebut makin memotivasi mereka untuk terus berkarya, hingga lahirlah karya terbaru The Shelby Band, Tak Akan Kembali. Foto: koleksi pribadi"][/caption]
Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)
Waktu bukan batas, karena musik adalah nafas. Berganti personil, beralih genre, dan menata ulang konsep kreatif adalah bagian dari pencarian tiap grup musik. Itu pulalah yang dijalani The Shelby Band, hingga akhirnya lahir single pertama mereka, Tak Akan Kembali.
Mereka adalah Bacul, Day, Ade, Bowo, dan Opick. Kelima anak muda ini, ingin bermusik karena sama-sama memiliki spirit untuk menyalurkan energi yang berlimpah melalui musik. Mereka sepakat bersama dalam The Shelby Band, bukan karena merasa hebat. Bukan pula karena merasa kuat. ”Kami menyadari, masih sangat banyak hal yang harus kami pelajari,” ungkap Opick, sang penabuh drum, dengan sungguh-sungguh.
Soundtrack Film Sepatu Dahlan
Kesungguhan itu sudah mereka tunjukkan, juga telah mereka buktikan. Salah satunya, melalui karya mereka Menggapai Mimpi yang kemudian menjadi soundtrack film Sepatu Dahlan, film layar lebar yang diangkat dari kisah hidup Dahlan Iskan, pengusaha pers yang sukses menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di era pemerintahan periode kedua Susilo Bambang Yudhoyono.
Dari film produksi Mizan Productions, Semesta Pro, dan Expose Picture tahun 2014 itu, banyak hal yang mereka pelajari. Bukan hanya teknis bermain musik tapi belajar memahami apa yang dibutuhkan publik. Dalam bahasa marketing, membaca selera pasar. Dan, itu menjadi masukan yang signifikan bagi proses penciptaan mereka pada karya selanjutnya.
Mereka sadar sepenuhnya bahwa target market yang hendak mereka jangkau adalah kalangan muda, yang usia mereka relatif tak terpaut jauh dengan mereka. Artinya, di segmen muda ini, relationship merupakan hal yang dominan. Jatuh cinta, putus cinta, kemudian menyambung cinta kembali adalah kondisi yang tak terelakkan dari kehidupan masa muda.
Himpunan kisah kalangan muda itu, mereka ramu menjadi Tak Akan Kembali. Bukan sebagai rintihan tapi merupakan saat untuk menunjukkan sikap. Bukan dengan ritme yang mendayu-dayu tapi dengan nafas pop-rock, sebagaimana halnya gejolak jiwa kalangan muda. ”Masa lalu itu menyakitkan, karena itu kita tak perlu kembali,” ujar Bacul, sang vocalist, setelah membawakan single pertama The Shelby Band tersebut di hadapan penikmat musik yang memenuhi Maitrin Resto & Lounge, Jl. Kayu Putih, Jakarta Timur, Kamis, 2 April 2015.
[caption id="attachment_359024" align="aligncenter" width="600" caption="Bacul, sang vocalist, menunjukkan kebolehannya membawakan Tak Akan Kembali. Kelima anak muda kreatif di The Shelby Band tersebut di-support NCSmediacomm Integrated Marketing Communications yang dikelola Vian H. Novianti. Sebagai Business Development NCSmediacomm, Vian mewadahi mereka agar terus berkarya memasuki blantika musik Indonesia. Foto: koleksi pribadi"]
[/caption]