dari kedalaman kunikmati langit
arakan awan berkesiur lebih kencang
dilipatgandakan arus air
tapi tak cukup membubungkan cemas
karena di tiap gelembung nafas
selalu ada doa yang berjuang
menggapai permukaan
berharap terbang ke angkasa
kita yang kuyup dengan dosa
senantiasa menggigil dalam sesal
tak berdaya menuju hulu
karena selalu hanyut
di derasnya waktu
terhempas dari jeram yang satu
terpental dari tebing ke batu
di mana matahari
yang cahayanya tak kunjung sampai
ke kedalaman
yang tak pernah kuasa mengeringkan
lumpur di sekujur pori
sementara pepohonan meranggas
karena gunung-gunung dikeruk
tanpa henti
diledakkan dinamit tanpa peduli
berteman daun-daun kering
kita tak lebih dari ranting
yang merapuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H