Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Dermaga suatu senja. Foto: Isson Khairul
dari kedalaman kunikmati langit arakan awan berkesiur lebih kencang dilipatgandakan arus air tapi tak cukup membubungkan cemas karena di tiap gelembung nafas selalu ada doa yang berjuang menggapai permukaan berharap terbang ke angkasa
kita yang kuyup dengan dosa senantiasa menggigil dalam sesal tak berdaya menuju hulu karena selalu hanyut di derasnya waktu terhempas dari jeram yang satu terpental dari tebing ke batu
di mana matahari yang cahayanya tak kunjung sampai ke kedalaman yang tak pernah kuasa mengeringkan lumpur di sekujur pori sementara pepohonan meranggas karena gunung-gunung dikeruk tanpa henti diledakkan dinamit tanpa peduli
berteman daun-daun kering kita tak lebih dari ranting yang merapuh