Lihat ke Halaman Asli

Isson Khairul

Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Puisi | Dengan Ibu

Diperbarui: 14 Juni 2017   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: isson khairul

sekali waktu hentikanlah sejenak hiruk-pikukmu
agar kau bisa rasakan apa yang ibu rasakan

aku terdiam, bersandar di dinding dekat ibu, sementara ibu masih mengenakan mukena, masih duduk di sajadah, masih mengurut tasbih satu per satu dengan bibir gurimimkan zikir, dengan pandangan lurus ke depan

dulu ibu antar kau ke sekolah
agar kau mengerti salah dan benar
ibu tuntun kau ke masjid
agar kau paham arti surga dan neraka

pikiranku menerawang jauh ke masa kanak-kanak, ke masa yang tak sepenuhnya bisa kuingat, tapi sungguh kusadari betapa ibu nyaris tak pernah tak ada waktu untukku, bahkan berkali-kali ia cuti untuk merawatku yang berkali-kali jatuh sakit

ibu selalu ingin menebus rasa bersalah padamu
karena tatkala kau lahir, ibu jatuh sakit
air susu ibu berhenti mengalir
tak cukup untuk memenuhi kebutuhanmu

aku pun didera rasa bersalah, pernah berhari-hari lari dari rumah tanpa kabar, meninggalkan ibu dengan penuh tanda tanya, dan kini aku rebahan di sajadah ibu, di hadapan ibu, setelah bertahun meninggalkan masa kanak-kanakku

tak ada yang bisa menolong kita
selain shalat dan puasa kita
hanya amalan kita tempat kita bertumpu
hanya amalan yang sungguh-sungguh milik kita

aku terlelap di sajadah ibu
aku letih

isson khairul --dailyquest.data@gmail.com

Jakarta, 14 Juni 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline