Lihat ke Halaman Asli

Isson Khairul

Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Puisi | Pulang

Diperbarui: 10 Juni 2017   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: isson khairul

Pulanglah, setelah bertahun tak kau cium tangan ibumu

Azan baru saja berkumandang. Ada gegas langkah susuri jalanan. Nafasnya tersengal. Sejurus salak anjing meningkahi. Bibirnya gurimimkan fatihah. Kokok ayam bersahutan. Angin subuh mengibaskan sarungnya. Daun-daun jendela berderit, terkuak. Ketipak sandalnya menggerus bumi. Air di selokan menderas, dari paralon rumah-rumah.

Ada air mata sepanjang sujud dari perempuan yang melahirkanmu

Ia melompat ke bus kota. Tengkuknya berpeluh. Tukang sayur beriringan di tepi trotoar. Lampu jalanan menyilaukan matanya. Orang-orang bergegas menyeberang. Ia tertunduk sandarkan punggung. Klakson mobil bagai anjing diburu. Lengan bajunya berkibar oleh tiupan angin jendela. Peluit polisi memekik. Ia tersentak. Supir menginjak rem mendadak.

Doa dari kampung tak pernah putus, mengepul bersama aronan

Kakinya sudah berdebu. Sapu lidi panjang diayunkan. Ada nasib yang tak kuasa terkatakan. Plastik-plastik beterbangan. Pasir mengebul. Tikus got berpencaran. Ada perih yang tersimpan, sungguh tak mungkin diungkapkan. Langit temaram. Bising knalpot mulai menyergap. Perut sudah bergolak. Mata nanar diterjang lampu jalanan. Bibirnya gurimimkan fatihah.

Zikir bergumpal air mata

isson khairul –dailyquest.data@gmail.com

Jakarta, 10 Juni 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline