Seketika Dilan menjadi fenomena di bulan Februari lalu, kenapa? Ternyata saya baru tau kalau ternyata di Bandung sudah ada Taman Dilan dan Hari Dilan. Kenapa saya baru tau? Karena saya baru baca berita dan artikel-artikel yang membahas tentang remaja nekat ini. Hari pertama film Dilan 1991 tayang, sudah ditonton oleh 800.000 orang dan itu memecahkan rekor Box Office sepanjang masa di Indonesia. Hebat gak, tuh?
Sebenarnya yang mau dibahas bukan fenomena-fenomena tentang film Dilan 1991, tapi rasa kasihanku kepada Dilan, seorang laki-laki romantis yang ditinggalkan oleh pacarnya sendiri, Milea. Kisah cinta mereka atau hari proklamasi jadian Dilan dan Milea jatuh pada tanggal 22 Desember 1990, di Bandung.
Saat awal nonton film Dilan dulu, saya sempat cringe sampai badan bergetar sendiri karena geli melihat tingkah dua anak remaja yang sedang dimabuk cinta itu. Dilan yang begitu kreatif dan romantis juga memiliki kelemahan disudut terdalam otaknya, dia sangat bebal. Wajar sih, namanya juga anak SMA, apalagi Dilan adalah seorang panglima tempur di geng motornya.
Sama seperti kisah cinta anak SMA pada umumnya, tapi karena Dilan memiliki keunikan tersendiri, itu yang membuat Dilan menjadi idaman para cewek-cewek jaman sekarang, tingkahnya yang lucu dan keberanian serta kenekatan Dilan membuat cowok yang diajakin ceweknya nonton film Dilan akan berpikir, kalau mereka juga harus mengambil jurus-jurus Dilan untuk menggombali pacarnya.
Dilan adalah laki-laki sok jago yang ditakuti dan disegani oleh teman-temannya, namun kebingungan ketika menghadapi pacarnya, Milea. Dilan yang tidak bisa cemburu tapi hanya bisa mencintai Milea itu pun menjadi kegelian tersendiri saat saya menonton film itu bersama pacar saya. Dia sangat gemes dengan Dilan tapi sangat kesal pada Milea, yang dia bilang sendiri kalau Milea itu cewek yang egois. Padahal menurut saya keegoisan Milea itu timbul karena rasa sayang dan perhatian Milea terhadap Dilan itu sangatlah besar. Dan Milea juga ternyata melakukan itu karena nurut sama Bundanya Dilan sendiri.
Dilan yang basic nya bebal dan keras kepala, dicampur dengan Milea yang egois karena rasa sayangnya yang sangat amat besar kepada Dilan, merupakan kombinasi yang bisa jadi sangat cocok, dan bisa jadi sangat bertolak belakang. Milea bisa saja mendapatkan cowok yang lebih baik dari Dilan, tapi Dilan tidak akan bisa mendapatkan cewek seperti Milea. Membuat saya dan teman-teman harus bisa menghargai pasangan masing-masing, jangan mengambil keputusan yang bisa merugikan kedua belah pihak, karena pada akhirnya yang teriak "pengen nikah", "mau nikah" juga pada akhirnya akan putus karena masalah yang tak bisa diselesaikan karena ego masing-masing. Ini satu contoh saja ya, bukan berarti semua alasan putus itu seperti hubungan Dilan dan Milea. Dan satu lagi nih, harus bisa mengerti satu sama lain, jangan main sayang atau main cinta saja sama pacar kalian. Sayang mah sayang, cinta mah cinta, tapi kalau gak bisa saling mengerti bakalan jadi cinta yang tak bisa dimiliki nantinya.
Kisah cinta Dilan dan Milea hanyalah segelintir kisah cinta yang terkenal menurutku, karena keunikan dari mereka yang membuat kisah cinta mereka viral. Kenapa saya bilang begitu? Karena masih banyak kisah cinta lain diluar sana tapi tidak sepintar dan seromantis cerita cinta Dilan dan Milea. Kalau saja Dilan dan Milea gak pacaran, atau Milea gak pindah ke sekolahnya Dilan, apa yang bakal terjadi? Gak akan ada film atau bahkan novel tentang Dilan dan Milea.
Palingan judulnya Beni, mantan pacar Milea yang tega memanggilnya 'pelacur', atau menceritakan bagaimana kisah cinta Milea yang flat karena harus mendapat surat cinta berisi puisi yang puisinya itu sendiri hasil jiplak dari puisi penyair di jaman dahulu. Gak kreatif banget.
Walaupun film Dilan ini cukup cringe dan cheesy menurutku, tapi itu adalah opini pribadi, buktinya saja banyak sekali yang menantikan aksi Iqbaal yang memerankan sosok Dilan, yang trailernya saja bisa mengalahkan Debat Pilpres Pertama di trending Youtube. Film yang menggelitik tapi bisa membuat penonton, khususnya kaum hawa cekikikan sendiri, dan mau tau, apa di film dan di novel sama?
Ya jelas beda atuh lah. Kalau di film sama di novelnya sama, nanti film Dilan bakal di ban dong sama kayak lagu-lagu artis luar negeri idaman kalian, dan bisa nonton hanya di jam midnight doang. Kebayang gak kalau anak-anak sekolahan yang rela-rela nonton di jam midnight padahal besoknya harus sekolah dan upacara karena besok senin? Kan bisa berabe.
Saya justru bingung dengan masyarakat yang mendemo untuk mencopot jam tayang film Dilan di daerah ono, yang katanya bisa merusak moral bangsa dan bisa menjadi virus bagi anak-anak muda jaman sekarang untuk menjadi sok jago dan hobi tawuran untuk bisa mendapatkan cewek semanis dan secantik Milea, mungkin. Sampai guru les dan guru sekolahnya saja mau deketin Milea. Kurang apa lagi, coba? Ya, Milea kurang nyata. Mana ada cewek kayak Milea di dunia nyata. Kalau yang kayak Dilan mah, banyak.