Lihat ke Halaman Asli

Memahami Karakteristik Anak pada Usia Dini

Diperbarui: 18 November 2023   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan anak usia dini atau biasanya disebut juga paud pasti sudah tidak asing lagi bagi para ibu-ibu yang mempuyai anak kecil dan sebagian orang dewasa dan remaja yang mempunyai saudara kecil, dalam anak usia dini ada hal yang penting harus diperhatikan bagi para ibu-ibu juga para pengajar. Dimulainya pembelajaran bagi anak usia dini ketika usia baru lahir sampai dengan 6 tahun. Anak merupakan manusia kecil yang mempunyai potensi yang masih harus dikembangkan.

Anak memiliki karakteristik tertentu yang spesial dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, bergerak maju, antusias serta rasa ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tidak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. 

Anak bersifat egosentris, memiliki rasa ingin memahami secara alamiah, adalah mahluk sosial, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar. Dari yang diketahui mungkin pembelajaran pada anak usia dini terlihat remeh atau Cuma sekedar ah Cuma anak kecil  padahal dalam mengajar anak pada usia itu ada hal yang benar-benar harus diperhatikan karena cara belajar anak jelas sudah beda dengan orang dewasa yang mana anak-anak pada usia dini mempunyai karakteristik sendiri yang tidak sama dengan orang dewasa, diantaranya yaitu bermain sambil belajar, belajar alamiah, dan menciptakan sendiri pengetahuannya. 

Seorang anak usia dini, pada umumnya, memiliki pandangan terhadap segala sesuatu menjadi hal yang utuh yang berwujud nyata dan langsung dirasakan dan dialami olehnya. dengan demikian, cara belajar anak mempunyai beberapa karakter khusus yang bisa diidentifikasi menjadi berikut. 

  • Belajar melalui gerakan reflek dan aktifitastubuhnya.
  • Belajar memerankan perasaan dan hati nuraninya.
  • Belajar sambil bermain.
  • Belajar melalui komunikasi, interaksi, dan sosialisasi.
  • Belajar dari lingkungan.
  • Dimulai dari hal-hal Berangkat dari hal-hal yang dimiliki anak, setiap pembelajaran harus menyampaikan kesempatan kepada anak sehubungan dengan cara dan kebiasaan anak usia dini sebagaimana diuraikan diatas. Proses pembelajaran yang akan dilakukan wajib memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Mulai dari yang nyata dan sederhana. Pembelajaran anak usia dini harusdisesuaikan dengan masa perkembangannya dimana anak  usia dini belum mampu menerima dan memahami sesuatu yang bersifat abstrak, sehingga cara menjelaskan dan menyampaikan pengertian haruslah nyata dan sederhana. 

2. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru, namun tetap menghubungkan dengan hal-hal yang telah dikenal oleh anak. pengenalan serta pengakuan atas peran anak sangat penting dalam memunculkan inisiatif serta keterlibatan aktif anak dalam pembelajaran.

3. Menantang. kegiatan pembelajaran yang dibuat harus menantang anak untuk mengembankan pemahaman sesuai dengan apa yang dialaminya. Jika anak mampu menyelesaikan tantangan pertama, maka dapatdiberikan tantangan berikutnya yang lebih menantang lagi sehingga tidak membosankan.

4. Bermain dan permainan. Belajar melalui bermain serta permainan bisa memberi kesempatan pada anak untuk bereksplorasi, berimprovisasi, berkreasi, mengekspresikan perasaan, dan belajar secara menyenangkan. Bermain juga dapat membantu anak mengenal diri serta lingkungannya.

5. Alam sebagai sumber belajar. Alam merupakan sumber belajar yang tak terbatas bagi anak untuk bereksplorasi serta berinteraksi dalam menciptakan pengetahuan serta pemahamannya.

6. Sensori.Pengetahuan apapun yang diperoleh anak-anak berasal lingkungan yaitu melalui sensorinya. Baik itu mencicipi, penciuman, pendengaran,maupun penglihatannya. Bagaimana perkembangan sensorinya akan berkembang dengan baik, yaitu menggunakan menyampaikan stimulus yang baik dan optimal pada anak-anak tersebut.

7. Belajar membekali keterampilan hidup. Belajar harus bisa membekali anak untuk memiki ketrampilan hidup (life skill) sesuai dengan kemampuan masing-masing. dengan demikian, anak belajar untuk memiliki kemandirian dan rasa tanggung jawab terhadap dirinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline