Behaviorisme Radikal adalah jenis behaviorisme baru yang dikembangkan oleh Skinner. Tujuannya untuk mengungkapkan kerumitan hubungan antara rangsangan serta tanggapan hingga ke pembentukan perilaku. hubungan ini terjadi melalui hubungan antara rangsangan dan tanggapan dengan lingkungannya. hubungan ini kemudian mengakibatkan perubahan sikap.
Pemunculan perilaku melewati proses penerimaan tanggapan yang sangat rumit. Rangsangan-rangsangan yang diberikan akan saling berinteraksi. interaksi antar-rangsangan ini akhirnya akan mempengaruhi tanggapan yang dihasilkan. Pada setiap tanggapan yang dihasilkan terdapat konsekuensi-konsekuensi. sikap muncul sebagai efek asal keberadaan konsekuensi-konsekuensi tersebut.
Teori Pengondisian Operan adalah teori yang dikembangkan atau dicetuskan oleh Burrhus Frederic Skinner pada tahun 1930, Teori ini dikembangkan dari teori pengondisian klasik yang dikemukakan oleh Ivan Pavlov. Awal pengembangan dari teori pengondisian operan merupakan adanya keyakinan dari Skinner bahwa hanya sedikit sikap atau perilaku yang bisa dipelajari dengan menggunakan teori pengondisian klasik.
beliau menyatakan bahwa sebagian besar sikap atau perilaku manusia merupakan operan dan bukan tanggapan, juga membahas mengenai pembentukan sikap atau perilaku yang diinginkan menggunakan atau memperhatikan faktor lingkungan yang ada di sekitar seseorang dan peserta didik. Kemudian pada tahun ini juga Operant conditioning dilatar belakangi oleh kekurangan teori classical conditioning dari Pavlov. Pengondisian operan artinya teori yang menyatakan bahwa perilaku bisa terjadi secara berulang atau tidak berulang sama sekali sesuai dengan harapan.
Hal ini hanya dapat diakibatkan oleh penguatan perilaku operan, Percobaan yang dilakukan Skinner untuk menguji teorinya ini memakai tikus. Teori pengondisian operan mengutamakan peran dari hubungan antara rangsangan dan tanggapan. Teori ini menyatakan bahwa rangsangan dari luar akan menyampaikan kecenderungan pada makhluk hidup untuk memberikan tanggapan. Teori ini merupakan salah satu teori yang menyebutkan cara manusia mempunyai kemampuan dalam berbahasa.
Teori pengondisian operan yang dikembangkan oleh Skinner menjadi pengaruh yang utama dalam pandangan mengenai pembelajaran di dalam behaviorisme. Teori ini juga dijadikan menjadi dasar bagi pengembangan teori-teori pada bidang pendidikan karakter. Skinner menyatakan bahwa pengendalian atas tanggapan peserta didik lebih disebabkan oleh konsekuensi yang berasal dari perilaku dan bukan dari kejadian yang mendahuluinya. Konsekuensi merupakan rangsangan yang terjadi setelah perilaku serta juga akan mempengaruhi sikap atau perialaku berikutnya.
Maka proses belajar seserang yang dikendalikan dengan respon yang muncul sesuai dengan akibat seseorang untuk cenderung megulang respon yang diikuti oleh penguatan respon tersebut.
Ruang lingkup pada teori Skinner merupakan tingkah laku, gagasan yang populer yaitu proses conditioning (pengkondisian perilaku) yang mencakup Reinforcement (Penguatan), Punishment (hukuman), Shaping (Pembentukan), Extinction (Penghapusan), Discrimination (Pembedaan), Generalization (Generalisasi). Skinner mengemukkan bahwa manusia dikondisikan oleh lingkungan,oleh sebab itu belajar berdasarkan teori behaviorististik menitikbertakan pada perubahan tingkah laku.
Secara terminologi operant conditioning terdiri dari 2 kata yaitu operant serta conditioning, pada kamus psikologi operant adalah respon yang bersifat instrumental seperti pemberian atau hadiah, makanan atau kejutan sedangkan conditioning merujuk di lingkungan. Kemudian operant conditioning memiliki 2 komponen yaitu positif dan negatif, adapun kelebihannya yaitu adanya pembentukan lingkungan yang baik agar meminimalisir kesalahan, menjadi pribadi yang baik menjadi motivasi untuk berprilaku dengan benar.
Adapun kekurangannya pembelajaran bersifat otomatis sedangkan setiap individu memiliki self direction (kemampuan mengarahkan diri) dan self control (pengendalian diri) yang bersifat kognitif sehingga peserta didik akan menolak jika tidak dikehendaki. Penerapan teori behavioristik mempunyai beberapa komponen, sebagai berikut: 1) Tujuan pembelajaran, 2) Materi pembelajaran, 3) Karakteristik siswa, 4) Media fasilitas, 5) Lingkungan, 6) Penguatan (Sugandi, 2007: 35)
Penerapan Dalam Lingkungan
- Misalnya guru memberikan hadiah kepada siswa tujuannya adalah supaya siswa tersebut semangat untuk belajar dan rajin, dari yang rajin tambah semakin rajin dan dari yang bermalas-malasan akan muncul rasa ingin belajar lebih giat, mungkin dari hal tersebut membuat respon suatu perilaku yang akan menjadi kebiasaan para siswa tapi dari sini mungkin juga timbul rasa bersaing.
- Seorang ibu setiap pagi meyuruh anak untuk membersikan tempat tidur dan menyapu halaman rumah dan ibunya berjanji akan memberi sesuatu yang disukai anak tujuannya agar pekerjaan tersebut menjadi kebiasaaan dan menjadi perilaku baik pada anak, dan ketika sudah menjadi kebiasaan kemudian sekali anak tersebut tidak melakukan pekerjaan tersebut maka disitu ada perubahan periaku atau sikap.