Pembelajaran berdiferensiasi ? Pasti bapak dan Ibu Guru sudah tidak asing lagi dengan istilah tersebut. Sebuah usaha dan strategi pembelajaran yang seutuhnya yang menyesuaikan, mengakomodir dan berpihak pada kebutuhan belajar individu peserta didik melalui berbagai ragam konten, proses, produk, waktu dan penilaian. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan dan keberagaman peserta didik yang berkaitan dengan latar belakang, karakteristik, ketertarikan dan gaya belajar peserta didik sehingga guru dapat merancang pembelajaran yang sesuai.
Menurut Tomlinson (2001:1) pada pembelajaran diferensiasi berarti mencampurkan semua perbedaan untuk mendapatkan suatu informasi, membuat ide dan mengekspresikan apa yang peserta didik pelajari. Alasan mengapa perlu dilakukan pembelajaran berdiferensiasi? Karena pada dasarnya setiap peserta didik adalah individu yang memiliki keunikan dengan kebutuhan belajar berbeda juga, dilihat dari aspek cara belajar, minat, dan profil belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran bahkan potensi terbaik yang dimiliki oleh peserta didik.
Ada beberapa teori yang melandasi pembelajaran berdiferensiasi.
Teori Ekologi menjelaskan bahwa perkembangan individu dalam interaksinya dengan lingkungan yang mempengaruhi kehidupan.
Teori Multiple Intellegences yaitu suatu kemampuan individu untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam situasi yang nyata.
Learning Madalities adalah modalitas dalam belajar biasanya dikenal sebagai VAK (Visual, Auditory dan Kinestetik)
Prinsip pembelajaran berdiferensiasi yaitu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung tidak hanya dilihat dari segi fisik saja, atau fantasi - fasilitas yang ada di ekosistem kelas. Namun, harus memperhatikan juga sisi psikolgis antara guru dan peserta didik. Bagaimana menciptakan kedekatan dan kenyamanan peserta didik saat proses pembelajaran, sehingga guru mampu memperhatikan apa keinginan dan kebutuhan belajar peserta didik, mencakup apa yang harus diketahui, dipahami dan dilakukan oleh peserta didik selama interaksi dalam pembelajaran.
Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pembelajarabn berdiferensiasi, guru disarankan melakukan penilaian pre-test dan post test sebagai bahan acuan guru mengetahui sejauh mana pemahaman serta kemampuan peserta didik sebelum dan setelah menerima proses pembelajaran. Penilaiaan dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan, hal tersebut dilaksanakan sebagai instruksi atau jawaban dari proses dan hasil pembelajaran berdiferensiasi.
Menciptakan lingkungan belajar yang mampu menstimulus peserta didik untuk belajar dan bekerja keras mencapai tujuan pembelajaran, maka guru harus memberikan motivasi di sepanjang proses kegiatan belajar mengajar melalui manajemen kelas yang efektif, kreatif, solutif dan reflektif dengan membuat pemetaan pembelajaran berdifernsiasi dengan evaluasi berkelanjutan.
Lalu bagaimana memilih dan memfasilitasi media pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik? Pada Learning Madalities (Russel) adalah modalitas dalam belajar biasanya dikenal sebagai VAK (Visual, Auditory dan Kinestetik). Banyak media pembelajaran kekinian yang dapat digunakan sesuai dengan gaya belajar masing- masing peserta didik. Gaya Belajar Visual bisa digambarkan bahwa peserta didik dalam memahami materi, cenderung mudah melihat tampilan materi yang disampaikan oleh guru. Oleh sebab itu guru bisa memilih media pembelajaran dalam bentuk video, animasi atau poster digital untuk mengakomodasi kreasi peserta didik dengan gaya belajar visual.
Sedangkan untuk Gaya Belajar Auditory, peserta didik memahami materi dengan lebih ekspresif mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan, contohnya dalam bentuk rekamam, voice note,atau podcast yang divariasikan melalui aplikasi digital yang peserta didik sukai. Lain halnya dengan Gaya Belajar Kinestetik yang peserta didiknya lebih mudah memahami materi dengan cara langsung mempraktekannya, bisa melalui pembelajaran interaktif aplikasi teknologi (virtual reality dan augmented reality) dengan mengimplementasikan pembelajaran yang berbasis projek.