Membaca Koran Tempo Hal A4 tgl 23 Juli 2013, mengenai dana operasional ( dana blusukan menurut FITRA) cukup menggemaskan... Hanya untuk itu ribut nya ntah sampai mana.... (Bukan bermaksud membela Jokowi Ahok).
Tetapi hendak nya di tulis dengan informasi yang benar. Anggaran Dana Operasioanl / Biaya Operasional itu ada di setiap kantor pemerintahan/kementerian republik indonesia ( klu negara ini blm berubah nama ya....). Mulai dari tingkat kementerian nya sampai dengan kepala kantor unit terkecil kementerian tsb di suatu daerah.
Besarannya pun berbeda antar kantor unit tsb walau pun dari kementerian yang sama. Hanya saja dalam DIPA tsb tertuang penggunaanya untuk apa saja. Dan biasa nya diaturan pelaksanaa DIPA tsb yang tertuang dalam SE nya ada tatacara aturan pelaksanaan penggunaanya dan pertanggung jawaban nya.... dan ini nanti yang di cross check / uji pemeriksa oleh BPK atau BPKP atau Itjen nya kementerian tsb, apakah sudah sesuai prosedur dan bukti tsb asli /palsu.
jadi klu Anggaran Operasional Gubernur nay ampe 26.6 M, yang perlu di lihat apakah besarannya sdh sesuai dgn aturan nya... (Kata pak Jokowi Ahok 0.1 % dari PAD)... terus aturan penggunaannya untuk apa saja.... apakah sudah sesuai dgn aturan pelaksanaan dan pertanggung jawabannya... itu saja... Kan utk APBD DKI sdh ditempelkan di tempat terbuka spt Kantor Lurah dan Camat serta Walikoyanya...
Coba FITRA , berani nggk melihat Anggaran Operasional untuk besaran dan penggunaannya di Kepolisian (terutama yang di Polsek) dan Kejaksaan......
Jadi heran saya lihat keadaan negeri ini saat ini, terbuka salah tidak terbuka apa lagi... LSM itu seharus untuk membangun, memberi jalan keluar atas permasalahan, jgn tahu nya cuma protes/kritik/bikin ribut, tetapi nggk tahu jalan pemecahannya....
(Ini cuma OPINI saya saja)
Salam Kebingungan....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H