Sebuah perjalanan untuk mengarungi kehidupan modern
Kehidupan modernisasi dapat membawa dampak positif jika hal demikian di barengi dengan sebuah pengetahuan. Pengetahuan sebagai jalan untuk mengenali diri, keberagaman, alam dan melingkupi segalanya. Tapi, bagaimana kita memiliki pengetahuan jika hal demikian tidak di landasi paradigma, itulah tantangan kita sebagai manusia modern.
Dalam konteks inilah mestinya kita menggali potensi diri untuk bagaimana memahami kemajuan modernisasi, kemajuan modernisasi sering kali mencerabut eksistensi manusia. Karena kehidupan hanya penuh dengan hedonisme, kesenangan semata-mata dan hidup hanya sebuah fatamorgana.
Apakah materi (uang, kekuasaan dan jabatan) yang kita memiliki dapat menjaga kita? Atau pengetahuan yang menjaga kita? Atau apakah niscaya Pengetahuan dapat menjaga manusia dari berbagai problematika yang terjadi? Lalu bagaimana Pengetahuan itu menjadi pijakan dalam menghadapi tantangan modernitas tanpa di dasari dengan paradigma dan pembimbingan? Kenapa seakan-akan modernisasi dan pengetahuan dikotomikan?
Inilah pertanyaan-pertanyaan yang mesti di jawab oleh manusia, tapi bagaimana bisa menjawab pertanyaan demikian tanpa menggunakan metodologi. Bukankah problem yang terjadi karena kekurangan Metodologi, artinya untuk mengenali keberagaman di Realitas ini tidak cukup hanya dengan menggunakan satu Metodologi. Sebagai mana kaum Materialisme hanya memandang realitas dengan satu dimensi, artinya mereka tidak menemukan suatu kemendasaran di Realitas.
Lalu apa yang di tawarkan kemajuan modernisasi ini, apakah paradigma filosofis? Atau paradigma material? Dan ketahui bahwa kemajuan modernisasi ini hanya menimbulkan kekerasan, eksploitasi dan menjauhi dari nilai-nilai kearifan. Dan fakta yang terjadi memperlihatkan kepada kita bahwa mereka (Materialisme) mengekploitasi alam, kasus tambang, dan pemagaran laut.
Hal inilah yang menjadi tantangan kita bahwa untuk melihat kerancuan-kerancuan yang terjadi membutuhkan metode untuk menggali persoalan-persoalan tersebut. Artinya pengetahuan tidak cukup untuk menumbangkan sistem mereka, tapi langkah awal yang perlu di bangun adalah pondasi berpikir dan membangun sebuah kultur untuk menopang masyarakat.
Perlu kita pertanyakan, kenapa kita belum maju-maju dalam hal pengetahuan. Karena sebagian besar menolak Filsafat, secara filosofis Filsafat mempertanyakan persoalan yang mendasar pada manusia. Apa posisi manusia di alam semesta dan bagaimana manusia bisa mengunakan daya berpikir nya sehingga ia mengenali dirinya dan dapat mengantarkan pada pemahaman tentang keberagaman di Realitas.
Yogyakarta, 02 Februari 2025
Penulis:puan Kelana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI