Manusiawi
Penulis:Puan kelana
Aku merenung dan menyendiri di tanah para pengendara indra, lalu aku berpikir apakah kita sudah sampai pada aspek dimensi kebenaran filosofis. Lalu ia mengatakan bahwa hidup itu lucu, mengapa ? Karena di Realitas ada pengendara indra, rasio dan spiritualitas. Ada yang mengendarai tiga aspek tersebut tapi tidak eksklusif terhadap pemikiran ia terus melakukan evolusi diri tanpa ada yang mengetahui nya. Lalu ada pula hanya sampai pada pengendara indra, tapi seakan-akan sudah sampai pada kebenaran mutlak. Lalu membangun asumsi liar tanpa di dasari pengetahuan, tapi hanya menggunakan dalil-dalil dan argumentasi. Sering kali aku mengatakan, kebenaran yang bagaimana kamu maksud ? Aneh nya, ia menyesatkan satu dengan yang lain. Lucu kan, apakah itu disebut berpikir ?
Tak apa, kamu akan tetap berjalan karena pada hakikatnya manusia terus berjalan tak ada yang berhenti. Atau kamu sama saja dengan pengendara indra ? Hanya sekedar mem-persepsi sesuatu secara esensial lalu mengatakan kau keliru, kau salah, kau sesat dan kau kafir. Sungguh abstrak hidup ini jika hanya terkungkung oleh pengetahuan indrawi, lalu apakah kita menyalakan mereka ? Tidak juga, karena mungkin capaian dan gradasi persepsi kita yang berbeda-beda. Aku hanya diam, mendengar mereka menilai Sesuatu yang tidak-tidak padamu.
Aku menemukan sesuatu, ternyata kau tersiksa secara lahir dan batin. Karena engkau di bungkam dan merasa di hakimi. Padahal engkau hanya berusaha untuk membangkitkan jiwa mereka yang telah tertutupi oleh awan gelap. Tapi kenapa sebaliknya, engkau di tuduh yang tidak-tidak. Begitulah, kadang aku tertawa dengan diri sendiri. Karena aku belum menemukan kebenaran, kau harus tahu tuan muda bahwa "hal yang paling sukar dari manusia adalah mengenal dirinya sendiri"
Manusia memiliki kehendak bebas, sehingga di perhadapkan pada sebuah pilihan. Menuju pada positif (metafisik/lumpur putih) atau berada di bawah negatif (fisik/lumpur hitam). Begitulah dunia pemikiran, teruslah inklusif atau ekslusif, pilih jalan mu tuan muda.
Roh llahi+Tanah Liat=Manusia
Selamat membaca
Yogyakarta, 26 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H