Lihat ke Halaman Asli

suhatril isra

selama ini berkegiatan dengan masyarakat pedesaan terkait isu pertanian berbasis sumber daya lokal

Desa "Milik" Kota

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jika kita pernah ke desa, mampir sejenak di warung. Coba perhatikan apa yang ada dijual disana?. ada makanan minuman yang dibungkus oleh plastik-plastik dan kaleng, dengan beragam bentuk, warna, dan rasa. yang kesemuanya didatangkan dari luar desa (kota).

Ada mie instan dengan berbagai merk dagang. Mie sekarang sudah jadi makanan pokok ke 2 masyarakat Indonesia. Tidak hanya di kota di desa pun sama peringkatnya. Terkadang mie jadi menu pokok, terkadang pengganti laukpauk karena ketiadaan.

Ada minuman kaleng juga dengan berbagai merk dagang. ditambah lagi oleh permen, makanan ringan lainya.

dan yang lebih lucu lagi, ada kacang goreng dibungkus bagus dijual di desa yang hampir 100% penduduknya bertani.

belum lagi sekarang motor "kredit", yang hampir setiap orang punya walau belum jadi milik. setiap bulanya ratusan ribu angsuran yang harus dibayar. Semua berlomba untuk hidup "mewah" seperti di sinetron-sinetron yang disajikan TV kita. padahal mereka belum butuh.

dan yang lebih parah lagi menghisap uang dari desa adalah "pulsa"telpon. nominalnya sedikit tapi acap kali dan jumlah pemakainya juga banyak.

Lebih mirisnya Desa juga tempat pembuangan sampah an organik dari kota. Semua makanan yang ada dibungkus oleh plastik-plastik, kaleng, dll. Hampir semua merupakan yang tidak terurai oleh tanah. Desa telah menjadi sampah secara pelan dan pasti.

Masih banyak produk pangan, papan, sandang dan lainya. Semuanya dibuat dikota. Uang mengalir kekota dan produk barang mengalir kedesa. Desa pelan tapi pasti terjerumus dalam lingkaran setan kekotaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline