Sebagai seorang guru, selama ini saya sering berada dalam situasi dilema etika maupun bujukan moral, dan sayapun membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai yang saya yakini dan juga berdasarkan peraturan yang berlaku. Sayapun belum memiliki prinsip yang jelas dan dasar pengetahuan tentang bagaimana keputusan yang baik itu dibuat. Sehingga sayapun sering berkonsultasi dengan teman sejawat dalam pemecahan masalah yang saya hadapi, karena memang saya juga belum merasa percaya diri dan masih ragu dalam mengambil keputusan sendiri.
Setelah mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan, Saya menyadari bahwa pengambilan keputusan merupakan tugas paling berat yang diemban sebagai pemimpin pembelajaran, karena keputusan yang dibuat sebagai pemimpin pembelajaran akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap intitusi atau dalam hal ini sekolah sebagai institusi moral, dimana guru berperan sebagai teladan yang digugu dan ditiru, dan keputusan tersebut juga berdampak pada murid-murid bahkan kualitas pendidikan di sekolah.
Saya juga menyadari perlunya dasar pengetahuan dalam mengambil keputusan yang beretika, prinsip-prinsip pengambilan keputusan, nilai-nilai atau paradigma berpikir, maupun langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga menghasilkan keputusan yang bertanggungjawab dan berpihak pada murid.Saya merasa bersyukur karena dalam modul 3.1 ini saya bisa memahami tentang pengambilan keputusan yang tepat dan menjadi lebih percaya diri dan berani mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan yang saya dapatkan di modul 3.1 ini.
Pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil
Salah satu hasil pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang terkenal adalah filosofi Pratap Triloka yang berisi 3 hal pokok yaitu :
- Ing ngarso sung tulodo, yang artinya di depan menjadi teladan. Dalam pengambilan keputusan maka seyogyanya seorang guru harus menerapkan prinsip dan paradigma pengambilan keputusan yang tepat sehingga keputusan yang diambil adalah dapat dijadikan contoh atau teladan bagi murid-murid baik di kelas maupun kehidupan pribadinya. Dengan pengambilan keputusan yang tepat terutama dalam proses pembelajaran di kelas, maka akan mampu memberikan keteladanan kepada siswa dalam hal bagaimana mengambil keputusan yang tepat yang tentu saja akan berdampak pada well being siswa kita.
- Ing madya mangun karsa, artinya di tengah membangun semangat. Hal ini seyogyanya keputusan seorang pemimpin pembelajaran harus bisa memberikan semangat bagi murid untuk belajar dan mengembangkan potensi diri
- Tut wuri handayani. yang artinya di belakang memberi dukungan dalam penerapannya sebagai pemimpin, keputusan yang di ambil harus memberikan dukungan, dorongan bagi murid sehingga bisa menjadi lebih baik.
Berdasarkan hal tersebut guru sebagai pemimpin pembelajaran seyogyanya menerapkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan dengan berpegang teguh pada prinsip atau filosofi pratap triloka. Dimana ketiga nilai yaitu sebagai teladan, sebagai motivator, pemberi dukungan yang sejatinya harus dimiliki oleh seorang pemimpin pembelajaran maka akan memberikan dasar yang baik dalam pengambilan keputusan , nilai-nilai tersebut yang ada dalam pemimpin pembelajaran akan mampu menghasilkan pengambilan keputusan yang tepat, bertanggungjawab dan berpihak pada kepentingan murid.
Pengaruh nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, terhadap prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan
Nilai-nilai yang dimiliki seseorang akan mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan. nilai-nilai dalam diri akan menentukan cara pandang terhadap situasi atau masalah, prinsip kita dalam memutuskan sesuatu. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran guru hendaknya berpegang teguh pada nilai keberpihakan pada murid, nilai religiusitas, dan nilai moral kebajikan universal serta nilai tanggungjawab sehingga dapat menghasilkan keputusan yang dapat di pertanggungjwabkan.
Nilai-nilai dasar pengambilan keputusan tersebut akan menjadi landasan yang menguatkan intuisi dan juga cara pandang terhadap masalah sehingga bisa mempertajam analisa terhadap kasus dilema etika maupun bujukan moral yang dialami dan menguatkan paradigma berpikir maupun prinsip berpikir kita sehingga kita berani dan percaya diri dan juga mampu menghasilkan keputusan yang bisa dipertanggungjawabkan.
Kaitan pengambilan keputusan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) dalam proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil
Coaching meliputi proses penjabaran masalah yang akan diambil keputusannya, dimana coach membantu coachee menguraikan masalahnya dengan pertanyaan terbuka dan juga pertanyaan reflektif. Coachee juga menganalisis dan mengumpulkan informasi dan fakta untuk menentukan akar masalahnya, dan coach mengarahkan coachee untuk menemukan dan membuat daftar dari beragam alternative pilihan-pilihan solusi atas masalahnya.