Lihat ke Halaman Asli

Metode Hypnoteaching bagi Para Pendidik

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Diantara kita pasti pernah mendengar kata hipnotis. Apa itu hipnotis?

Ada beberapa definisi tentang hipnotis. Ada yang mendefinisikan bahwa hipnotis adalah suatu kondisi menyerupai tidur yang dapat secara sengaja dilakukan pada seseorang, dimana orang yang dihipnotis tersebut bisa menjawab pertanyaan yang diajukan dan lebih mudah menerima sugesti.

Ada juga mendefinisikan bahwa hipnotis adalah praktik mempengaruhi orang lain agar mengikuti apa yang diperintahkan oleh ahli hipnotis. Para pakar hipnotis yang terkumpul dalam US Department of Education Human Services Division memberikan difinisi yang lebih konkret, yaitu hypnosis is the by-pass of the critical factor of the conscious mind followed by the establishment of acceptable selective thinking(Ibnu hajar,2011: 36).

Seperti yang dikemukakan Heriyanto Nurcahyo, secara harfiah, hypnoteaching berasal dari kata hypnosis dan teaching. Dari sini kemudian bisa diartikan bahwa hypnoteaching adalah seni berkomunikasi dengan jalan memberikan sugesti agar para siswa enjadi lebih cerdas. Dengan sugesti yang diberikan, diharapkan amereka tersadar dan tercerahkan bahwa ada potensi luar biasa yang selama ini belum pernah mereka optimalkan dalam pembelajaran (Ibnu Hajar, 2011: 75).

Seorang tenaga pengajar, penting untuk mempelajari metode hypnoteaching dalam proses kegiatan pembelajaran. Beberapa kelebihan hypnoteaching dalam proses belajar-mengajar adalah:

1.Proses belajar mengajar menjadi lebih dinamis dan ada interaksi yang baik antara guru dan siswanya.

2.Siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.

3.Proses pemberian keterampilan banyak diberikan dalam hypoteaching.

4.Proses pembelajaran dalam hypoteaching lebih beragam.

5.Siswa dapat dngan mudah menguasai materi karena lebih termotivasi untuk belajar.

Dsb

Langkah-langkah dasar menjadi Guru yang menguasai Hypnoteaching

1.Niat dan Motivasi dalam Diri Sendiri

Dengan adanya niat dalam diri untuk bersusah payah dan bekerja keras dalam mencapai kesuksesan maka dengan motivasii yang kuat maka kesuksessan akan didapat.

2.Pacing

Pacing berarti menyamakan posisi, gerbak, tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan orang lain atau siswa. Beberapa cara dalam melakukan pacing adalah:

a.Bayangkan usia kita setara dengan siswa-siswa,

b.Gunakan bahasa esuai dengan bahasa yang sering digunakan oleh siswa.

c.Lakukan gerakan dan mimik wajah yang sesuai dengan tema bahasan,

d.Sangkutkan tema pelajaran dengan tema-tema yang sedang tren di kalangan siswa,

e.Selalu update pengetahuan tentang tema, bahasa, dsb.

3.Leading

Leading memiliki pengertian memimpin atau mengarahkan sesuatu. Hal ini dilakukan setelah pacing dilakukan. Jika kita melaukan leading tanpa didahului dengan pacing, maka hal itu sama saja dengan memberikan perintah kepada para siswa yang cukup beresiko, karena mereka melakukannya dengan terpaksa dan tertekan. Ahl ini dapat berakibat penolakan kepada guru.

4.Gunakan Kata Positif

Pada dasarnya, kata-kata yang diberikan oleh guru, baik langsung maupun tidak, sangat mempengaruhi kondisi psikis para siswa, sehingga mereka merasa lebih percaya diri dalam menerima materi yag diberikan. Sebagai contoh, apabila akan menenagkan kelas yang ramai, hendaknya menggunakan kata “ mohon tenang”, karena yang biasa dikatakan ketika itu adalah,”Jangan ramai”.

5.Berikan pujian

Salah satu hal yang paling penting dalam pembelajaran adalah adanya reward and punishment. Pujian nerupakan reward atas peningkatan harga diri seseorang. Pujian merupakan salah satu cara untuk membentuk konsep diri.

6.Modeling

Modeling adalah proses memberi teladan atau contoh melalui ucapan dan perilaku yang konsisten dan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam hypnoteaching. Setelah para siswa merasa nyaman dengan guru, maka ia perlu memantapkan perilakunya agar konsisten dengan ucapan dan ajarannya, sehingga ia selalu menajdi figur yang dipercaya (Ibnu Hajar, 2011: 100-106).

So, mari belajar menjadi pendidik yang bisa memahami kondisi anak didik dan menjadi teman belajar untuk mereka.. Semangat bagi para pendidik dan calon pendidik..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline