Lihat ke Halaman Asli

Isnel Delfia

Berbuat baik kepada semua orang

Film Dokumenter Holy Prostitution Diapresiasi Para Tokoh Masyarakat

Diperbarui: 6 Juli 2022   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

World premiere film Dokumenter Holy Prostitution di Jakarta Timur. Foto: Popi R

Jakarta - Natasha Dematra dan Cheryl Halpern meluncurkan karya terbaru berjudul film Holy Prostitution di kawasan Jakarta Timur, Selasa (5/7/2022).  

Dalam world premier Film dokumenter Holy Prostitution itu terkuak tema yang diangkat adalah fenomena Nikah Mu'tah atau Kawin Kontrak yang marak ada di Indonesia dan beberapa negara di dunia.

Acara yang bertepatan dengan peringatan Hari PBB Drug Abuse and Illicit Trafficking ini juga audience mendengarkan apresiasi dari berbagai tokoh masyarakat.

Mereka diantaranya para pegiat budaya, Bridgen TNI Tamim, Raja Tallo, Sultan Indra Osman, BRAy Erna Santoso, Abah Ukam dan bekerja sama dengan ATM Nusantara Cibubur dan Yayasan Peduli Anak Indonesia.

Agak berbeda dengan dokumenter pada umumnya, film dokumenter ini dikombinasikan dengan adegan reneactment dari kejadian nikah mut'ah yang dikisahkan oleh sang gadis yang menjadi narasumber dimana kisah nikah mut'ah di Puncak, Bogor tersebut diangkat.

Film dokumenter ini juga menghadirkan investigasi langsung di lapangan dengan teknik menyamar dan kamera tersebunyi lainnya. Film ini diproduksi oleh rumah produksi  besar di Amerika Serikat yaitu, HQ Creative.

Film yang disutradarai oleh kolaborasi kedua dari dua sutradara Natasha Dematra dan Cheryl Halpern ini, sebelumnya pernah membuat karya fim berjudul Menari: An Indonesian Dance Legacy. Film itu mengangkat sejarah tari Indonesia dan telah memenangkan banyak penghargaan di festival film internasional.

Cheryl Halpern sendiri sangat lekat dengan Indonesia. Selain karena merupakan salah satu founder Visions of Peace Initiative yang ada di Amerika Serikat dan Indonesia, ia juga telah mendapatkan banyak gelar kerajaan dari berbagai kerajaan di Indonesia. Diberikannya gelar tersebut karena kontribusi Cheryl menyebarkan perdamaian dan menginspirasi generasi muda di Indonesia.

Natasha Dematra sendiri merupakan pemecah rekor dunia sebagai sutradara perempuan termuda untuk film panjang yang diraihnya diumur 11 tahun. Natasha merasa sangat senang akan kesempatan dan kepercayaan yang diberikan oleh sutradara senior Cheryl Halpern asal Amerika untuk dapat bersama membuat fillm yang mengangkat isu perdagangan manusia ini.

Film ini sendiri akan diputar di berbagai festival film di seluruh dunia. Di samping itu, akan juga diputar di streaming service dalam waktu dekat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline