Lihat ke Halaman Asli

Pasukanku Tumbang

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lupaku menghancurkan kekuatanku

Seujung jarum meluluhlantakkan masa depanku

Tubuhku bagai debu kotor tak berenergi

Berjalan lunglai tak punya nyali

Tergerus arus bebas tidak peduli

Nikmat sesaat pergi berganti nyeri

Wangiku berganti bengur

Bagai bangunan kokoh jatuh tersungkur

Tergerus virus yang kuat tidak terukur

Tersingkir terlempar tertampar terkelapar

Vonis sinis itu terdengar bagai halilintar

Sekujur tubuh  tersadar tapi tetap harus bersabar

Bukan aku tidak tahu malu

Tapi aku memang pernah sesaat menjadi dungu

Sedikit masalah  membuatku mengeluh melulu

Menyesal tiada akan kembali

Gelapnya malam pasti berganti pagi

Matahari pagi menanti dengan senyum berarti

Hidup dan mati hanyalah perbedaan tempat

Manfaatkan waktu indah yang tinggal sesaat

Yang terpenting kita masih diberi waktu untuk bertobat

Maafkan sobat yang telah berkhianat

Menjerumuskan kejurang maksiat

Semoga Allah mengampuni agar terhindar dari laknat

Lembah Hijau 27-Nopember-2013

RR Titi Isnani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline