Lihat ke Halaman Asli

Mendekap Naungan

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di antara desah dan derap

Kebimbangan mengambil sikap

Salahkah meratap

Atau terlalu berharap?

Di antara ikatan jiwa antara kita

Antara engkau, aku, dan masa depan yang menunggu

Aku tahu, kita semua tahu

Tiada dosa yang memisahkan kita

Hanya ada cinta

Meski kadang semua itu membelenggu rasa

Memaksakan makna

Merantaikan asa pada kata-kata

“Sudahlah, aku diam saja.”

Bersamamu tiada logika

Tidak dengan kata-kata, negosiasi,

atau sekedar wajah iba mengundang empati

Sesungguhnya engkau tahu

Aku berjuang dengan segala ketidaksempurnaanku

Sungguh, dengan apa yang kau perjuangkan selama ini

Hampir tiada mampu lagi aku menanti

Semua sayang ini kembali

Hanya mencaci diri sendiri

Ibu, ijinkan aku bertahan

Diantara naungan: cinta, doa, dan harapan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline