Lihat ke Halaman Asli

PSSI Masih Menyimpan PR Berat

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13816833521540005170

Keberhasilan yang ditunjukkan tim nasional sepakbola Indonesia U-19, patut untuk diberikan apresiasi oleh insan sepakbola Indonesia. Setelah menjuarai Piala AFF U-19 yang berlangsung di kota Sidoarjo dan Gresik beberapa waktu lalu, garuda muda juga berhasil lolos dari babak penyisihan AFC Cup U-19 yang diselenggarakan di Jakarta dengan mengalahkan Korea Selatan U-19 pada pertandingan terakhir sekaligus penentuan dengan skor 3-2 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu malam (12/10). Para pasukan muda Indonesia yang dilatih oleh Indra Sjafri, memperlihatkan betapa hebatnya punggawa timnas U-19 dengan semangat, skill dan kekompakan tim yang kita jarang lihat pada timnas level senior dan lapisan umur diatasnya. Hal ini membuat semua rakyat pecinta sepakbola Indonesia yakin bahwa timnas U-19 dapat berbicara di AFC Cup-19 tahun depan yang diselanggarakan di Myanmar. Bahkan, kita pantas optimis pada beberapa tahun mendatang prestasi yang lebih tinggi lagi dapat diraih oleh Indonesia senior ketika usia mereka memasuki level tersebut. Akan tetapi hal itu tidak dapat dijadikan harapan lebih, bagi PSSI ini harus tetap menjadi pekerjaan rumah yang berat.  Kenapa? PSSI selaku badan organisasi sepakbola tertinggi di Indonesia, harus juga membantu timnas U-19 untuk dapat mengamankan dari kepentingan klub-klub nasional yang menjanjikan gaji tinggi, publikasi ataupun kepentingan komersial yang berlebihan, serta menjaga kualitas, kebugaran dan kekompatan tim saat ini hingga mendatang. Dengan adanya PSSI turut campur dan membantu manajemen timnas usia 19 yang mengupayakan hal-hal tersebut, maka harapan kita melihat timnas U-19 dapat berbicara di ajang AFC Cup U-19 dapat terwujud. Masih berkoordinasi dengan badan timnas, PSSI juga tetap harus mempertahankan pembinaan sepakbola usia dini yang sudah dijalankan tidak main-main mulai beberapa tahun lalu. Hasil yang dicapai timnas U-19 tidak terlepas dari pembinaan usia dini yang telah dilakukan. Dan saat ini adalah momen yang tepat untuk menyadari betapa pentingnya, bagi PSSI, bahwa pembinaan usia dini itu sangat serius diperlukan. Program lain yang telah dilakukan PSSI sebelumnya, ialah mencari bibit-bibit pemain berbakat dari seluruh penjuru daerah, bisa dikatakan berhasil. Tidak lantas Evan Dimas, Faturochman dkk. seperti sekarang ini, tetapi mereka pada sebelumnya ditemukan oleh tim pencari bakat untuk menjadi punggawa timnas. Kerja keras yang dilakukan oleh Yeyen Tumena, sebagai salah satu pencari bakat, patut diacungi jempol. Disini, PSSI harus tetap menseriusi tugas ini. Ini juga merupakan hal penting, dari sekitar 200-juta warga Indonesia, minimal puluhan atau bahkan ratusan calon pemain hebat akan bermunculan. Selain berkoordinasi dengan badan timnas, PSSI juga perlu berkomunikasi dengan badan liga. Kompetisi di Indonesia yang saya lihat masih belum memenuhi standar semestinya, perlu tetap ditegaskan dan dibentuk aturan bakunya demi kemajuan sepakbola profesional Indonesia. Segala kericuhan yang terjadi di liga harus segera dibereskan, ini tetap menjadi pekerjaan rumah yang berat. Dan kompetisi usia dini juga harus menjadi agenda penting bagi PSSI, selain liga profesional di level senior. Dengan adanya kompetisi pada beberapa level usia yang matang dan dikelola profesional hingga penjuru negeri, maka tugas badan timnas agak menjadi ringan. Dan tidak terlupa regulasi yang ketat bagi klub-klub profesional dibawah naungan PSSI, baik dari segi manajemen, pemain-pemainnya, infrastruktur, bahkan hingga standar latihan dan kedisiplinan harus juga diperhatikan, perlulah sedikit mengadapatasi dengan standar Eropa, minimal Asia. Secara garis besar, PSSI tetap harus bisa mempertahankan beberapa usahanya yang telah memberikan hasil yang cukup memuaskan, setidaknya ditunjukkan dengan penampilan apik dan prestasi timnas U-19. Perlu diingat, ini tetap menjadi pekerjaan rumah berat bagi PSSI untuk dapat membenahi beberapa kekurangan dari hasil yang cukup membanggakan tersebut. Harapannya, organisasi, kompetisi, klub, pemain dan beberapa pihak yang terkait pada sepakbola nasional dapat ikut bahu membahu mengangkat prestasi dan memperlihatkan sepakbola profesional yang sebenarnya. Selamat berjuang PSSI, semoga menjadi organisasi tertinggi yang dihormati seperti era-era sebelumnya dengan prestasi dan kinerjanya dan tidak lagi menjadi bulan-bulanan omongan negatif dari berbagai pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline