Lihat ke Halaman Asli

Isnandar

Freelance

Puisi | Progresif

Diperbarui: 25 Juli 2019   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hingga larut malam kita lewati. Kau tanpa sepatah kata. Sementara aku diseberang meja. Asyik memetik gitar. Nada-nada berlompatan tak beraturan. Improvisasi jawab ku.

 Wajahmu dilanda gelombang marah. Aku tetap sengaja. Semakin liar memetik gitar. Beberapa jam kemudian. Diantara kita tak mampu lagi menahan tingginya tensi. Amarah pun akhirnya tak terbendung. Kita saling melempar isi keapala. 

Ide-ide saling bertabrakan. Berputar menabrak dinding ruang hayal. Kita tak mau terpenjara oleh rasa diam yang beku. Mengurung kita tanpa hasilkan apa-apa.

Aku terkejut. Tiba-tiba kau rampas gitar dalam pelukanku. Kau mainkan progresi chord yang aneh. Sambil kau nyanyikan ide-ide yang terlempar dari kepala kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline