Hingga larut malam kita lewati. Kau tanpa sepatah kata. Sementara aku diseberang meja. Asyik memetik gitar. Nada-nada berlompatan tak beraturan. Improvisasi jawab ku.
Wajahmu dilanda gelombang marah. Aku tetap sengaja. Semakin liar memetik gitar. Beberapa jam kemudian. Diantara kita tak mampu lagi menahan tingginya tensi. Amarah pun akhirnya tak terbendung. Kita saling melempar isi keapala.
Ide-ide saling bertabrakan. Berputar menabrak dinding ruang hayal. Kita tak mau terpenjara oleh rasa diam yang beku. Mengurung kita tanpa hasilkan apa-apa.
Aku terkejut. Tiba-tiba kau rampas gitar dalam pelukanku. Kau mainkan progresi chord yang aneh. Sambil kau nyanyikan ide-ide yang terlempar dari kepala kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H