Lihat ke Halaman Asli

Isnandar

Freelance

Puisi | Rembulan

Diperbarui: 18 Juli 2019   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar pixabay

Rembulan di tepi ranjang. Rambutnya tersulur panjang. Wajah rembulan lebam. Matanya sembab. Menangisi nasib  yang terjerambab. 

Rembulan telah diperkosa malam tadi. Dipaksa bergumul dalam asap-asap industri. Demi terlaksananya cita-cita. Mari bersama membelenggu kaki dan tangannya.

Biarkan ia berfikir melahirkan ide cemerlang. Tetapi daya dan upayanya terpasung. Realisasi jangan sampai terjadi. Karena kami yang punya kendali. Sekarang giliran kita mengabdi.

Rembulan di tepi jurang. Wajahnya kering. Setelah permainan usai. Kini sepi mengurung hati. Meski lalat berterbangan di atas roti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline