Lihat ke Halaman Asli

Resiko Jatuh Cinta

Diperbarui: 20 Mei 2024   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ku kira jatuh cinta itu indah. 

Ternyata terluka setelah jatuh cinta lebih indah....
Tahun pertama dan kedua, perjalanan ini terasa sangat panjang hingga aku  ingin menyerah lalu menghilang dari bumi ini 

Sesuatu berbisi-bisi itu membuatku tersadar akan satu hal yang aku lupakan selama ini. Iya itu adalah  nikmat yang tertinggal. Nikmat itu adalah rasa syukur atas apa yang telah Allah berikan kepadaku

Ya, kini aku lebih bersinar setelah luka yang ku perbuat pelan-pelan aku mampu berdamai dengan hati dan ridho dengan ketentuan Allah. 

Walau ingatan tentangnya tak pernah hilang. Mengingat dan sesekali terlintas sosok wajahnya sudah tak ada lagi air mata. Aku ridho dan aku ikhlas tentang hilangnya dirimu

Sembilan tahun yang lalu aku adalah remaja seperti pada umumnya

Ada satu laki-laki yang menarik.   Dia tampan, bertubuh tinggi, berkulit putih, dan memiliki senyuman yang manis, tutur katanya lembut , sikapnya yang sopan dan sangat perhatian, dia berbeda dari yang lainnya.

Dia tak banyak tingkah saat  berpapasan dengan perempuan lain dia bersikap cuek dan sangat dingin. Tidak banyak bicara dan cenderung bahagia dengan dirinya sendiri.Dia bersikap manis saat bertemu denganku dan selalu ramah kepadaku. 

Aku juga seorang yang cuek, dingin dan tak banyak bicara terkhusus kepada orang yang tak dikenal.

 "Kriing"

Suara hpku berbunyi, kulihat ada sebuah pesan singkat dari nomor baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline