Lihat ke Halaman Asli

Isnaini Yulianingtyas

Seorang Mahasiswa

Mahasiswa UM Menciptakan Masker Kain Anti Droplet Pencegah Penularan Covid-19

Diperbarui: 15 Agustus 2021   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Masa pandemi covid-19 bukan berarti berhenti berkarya. Akademisi terus membuat inovasi inovasi terbaru untuk membantu masyarakat. Misalnya, lima mahasiswa dari Universitas Negeri Malang (UM) membuat inovasi masker kain yang dilapisi dengan zinc oxide nanopartikel, yang dinamai SHIELD Mask (Superhydrofobic Cotton Mask). 

Masker kain ini diciptkan karena masih banyak masker yang kurang sesuai dengan standar kesehatan, dan juga di masa seperti pandemic ini masker merupakan hal yang wajib untuk melindungi diri dari paparan virus Covid-19

Kelima mahasiswa tersebut yaitu Isnaini Yulianingtyas, Intan Salsabila Mauludina, dan Dewi Sri Permata Sari dari Jurusan Fisika 2019, Ike Listia Ningsih dari Jurusan Ekonomi 2019, serta Dwi Suryo Sumbodo dari Jurusan Desain Komunikasi Visual 2018. Masker kain yang dibuat oleh kelima mahasiswa tersebut memiliki keunikan yaitu:

1. Memberi perlindungan lebih dari pada masker kain yang ada di pasaran.

SHIELD Mask memberikan proteksi tambahan dengan adanya 3 lapisan kain masker dan dengan penambahan Zinc Oxide nanopartikel di lapisan paling luar. Dengan penambahan lapisan ini dapat mencegah penularan virus seperti yang saat ini terjadi yaitu Covid-19 akibat droplet ketika orang tersebut berbicara, bersin, maupun batuk. 

SHIELD Mask lebih efektif, ramah lingkungan, dan ekonomis dibandingkan masker serupa sehingga produk ini mampu berperan penting dalam mengoptimalkan pencegahan penularan Covid-19.

Dokpri

2. Proses yang tidak membutuhkan waktu lama

Tahap produksi yang meliputi pra produksi dan produksi membutuhkan waktu sekitar 5 hari. Proses Pra produksi meliputi printing kain yang memakan waktu satu hari, dilanjutkan dengan proses produksi  berupa pensterilan kain untuk menghilangkan bakteri dan debu yang ada di kain, lalu proses coating dengan zinc asetat untuk lapisan terluar masker, serta proses pengeringan kain menggunakan microwave yang membutuhkan waktu satu hari.  

Setelah kain kering maka kain akan diberikan kepada mahasiswa jurusan tata busana sebagai mitra penjahit untuk memproduksi masker siap pakai yang memakan waktu sekitar dua hari. Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk membuat masker ini yaitu 3 hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline