Lihat ke Halaman Asli

Isnaini Nurul Bilkis Azkiya

Mahasiswa Ilmu Komunikasi '20 Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia

Si "Dampak Pandemik Covid-19: Tantangan Pendidikan Melawan Keterbatasan"

Diperbarui: 20 April 2021   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Bandung, Lembang, KOMPASIANA.COM - Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak pilar utama, menuju terbentuknya masyarakat yang beradab dan berwawasan. 

Sekolah Dasar Merupakan satu dari berbagai tingkatannya. Disaat pandemik ' secara paksa'sekolah, yang seyogyanya dilakukan dikelas harus beralih ke ruang terbatas, atau berbasis Online. 

Ibu Rika (35) salah seorang guru Sekolah Dasar, mengungkapkan terdapat banyak kendala dalam proses belajar mengajar, Para siswa di Sekolah Dasar karena terbatasnya akses komunikasi dalam pembelajaran, Terdapat beberapa faktor yang melandasinya diantaranya, banyak siswa yang tidak memiliki Smarthphone, dan para siswa kesulitan memahami materi yang diberikan oleh guru melalui online. 

" Orang tua mengalami kesulitan dalam mengkondisikan anaknya untuk belajar karena memang pada dasarnya pembelajaran di rumah tidak terikat waktu dan aturan sebagaimana aturan yang ada di Sekolah dan biasanya, kendalanya itu dari kesibukan orang tuanya itu sendiri yaitu, kebanyakan siswa kami orang tuanya bekerja atau berjualan di pasar," kata Bu Rika-Senin (12/04/21) siang. 

Sekolah Dasar Pasir Ipis merupakan satu dari sekian banyak sekolah, yang mayoritas siswanya memiliki keterbatasan dalam melakukan sekolah via Online. 

" Karena disini kebanyakan anak Sekolah Dasar yang masih dini, mereka jarang diberikan fasilitas handphone masing - masing oleh orang tuanya, tapi biasanya merangkap dengan orang tuanya, kebanyakan ada yang dibawa bekerja handphonenya, ini pun penjadi keluhan selama pembelajaran Daring, karena materi yang terlambat diterima oleh siswanya" Jelasnya.

Setiap Sekolah pasti memiliki target dalam pembelajaran, sekolah pun harus menilai hasil pembelajaran siswa selama sekolah, tetapi terhalangnya kondisi maka pihak sekolah pun harus memutar otak untuk mengambil keputusan yang bijak. 

" Selama pembelajaran online berimbas pada kurikulum atau target sekolah yang memang sudah ditentukan, biasanya kalau sekolah normal pada umumnya  memiliki jam pembelajaran selama 3 atau 4 jam, jelas target itu bisa diupayakan, tapi semenjak pandemi ini sebetulnya menyesuaikan antara targwt pencapaian siswa tersebut dengan kondisi yang ada. Tidak lepas dari tanggung jawab guru dan orang tua, sekolah juga sekarang memfasilitasi anak dan guru bertemu, maksimal 1 minggu 1 kali selama 2 jam pembelajaran dengan mematuhi aturan Protokol Kesehatan" Jelasnya. 

Karena tidak memiliki fasilitas alat komunikasi, bukan berarti seorang pelajar tidak mampu memiliki prestasi dan mengembangkan ilmu dalam belajar. 

" Kita selaku guru memberikan alternatif, seperti siswa selama di rumah diberikan tugas yang terstruktur artinya dalam 1 minggu di luar jam pertemuan siswa tersebut, siswa dibekali tugas - tugas yang sifatnya latihan, alhamdulillah mereka bisa menyeimbangkan kekurangan yang kami sampaikan dari pihak sekolah dengan target sswa dalam pencapaian - pencapaian dalam bersekolah" Jelasnya. 

Sayangnya SDN Pasir Ipis tidak melakukan sistem belajar Online dengan membentuk kelompok kecil bagi siswa yang tidak memiliki siswa yang tidak memiliki Smartphone.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline