Lihat ke Halaman Asli

Makam Mbah Abdusshomad Jombor

Diperbarui: 17 Desember 2022   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Biografi Mbah Abdusshomad Jombor 

 Jombor merupakan nama Grumbul di Desa Cipete, Kecamatan Cilongok di Kabupaten Banyumas. Nama Desa ini selalu dikaitkan dengan keberadaan Syaikh Abdusshomad yang merupakan ulama abad ke-16 dalam melakukan penyebaran Islam di Banyumas pada umumnya dan peranannya dalam meng-Islamkan masyarakat wilayah Cipete dan sekitarnya pada khususnya.

Syekh Abdusshomad lahir di Jawa Barat.  Tanggal dan tahun kelahiran belum ditemukan. Beliau diperkirakan lahir pada abad ke-16 M. Masa muda Syaikh Abdus Shomad dihabiskan di Pondok Pesantren di Gunung Jati Cirebon Jawa Barat. Mbah Abdusshomad mempunyai 2 istri yaitu, istri pertama dari Gunung Lurah dan istri kedua dari Batuanten. Mbah Abdusshomad mempunyai 3 anak. Satu putri dan dua putra, yaitu Nyai Ali, Nurudin, dan Hasanudin atau dikenal Mbah Lambak. 

Perjalalanan Dakwah Mbah Abdusshomad 

 Setelah Syaikh Abdus Shomad selesai masa pendidikan di pondok pesantren di Cirebon, beliau pamit pulang dan oleh gurunya diberi petunjuk untuk berjalan ke timur ke arah selatan, setelah sebelumnya ia menetap beberapa tahun di Sunda Kelapa dan Cirebon, untuk melakukan dakwah di sana.

Perjalanan selanjutnya menuju Pantai Selatan, yaitu Cilacap, menuju Kampung laut Kelapa Kerep. Kelapa Kerep konon adalah kelapa yang dirapatkan yang digunakan sebagai rakit.

Kemudian melanjutkan perjalanannya menuju arah timur, dan sampailah di Pejaten. Pejaten sekarang adalah grumbul di wilayah Desa Cipete Kecamatan Cilongok Banyumas.

Di Jombor inilah menjadi tempat mukim Syaikh Abdus Shomad hingga akhir hayatnya. Konon Syaikh Abdus Shomad sempat menikah lagi dengan Nyai Saketi binti Mbah Abdul Salam, kakak seperguruan yang pernah bersama nyantri di Pesantren Cirebon. 

Karomah Mbah Abdusshomad Jombor

Diantaranya yaitu Menimba Emas, Membungkam Gong, Membuat "Keder" Serdadu Belanda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline